Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Kalau Mau Ikut Kampanye, Jangan Jadi Pegawai Pemprov DKI

Kompas.com - 25/11/2016, 15:59 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono tidak peduli dengan pendapat miring soal keputusannya menskors puluhan pegawai harian lepas atau anggota pasukan oranye Dinas Kebersihan.

Menurut Sumarsono, puluhan pasukan oranye tersebut salah karena berfoto dengan spanduk calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, saat masih mengenakan atribut lengkap milik Pemprov DKI.

"Yang penting tetap netral, wong mereka kampanye untuk pasangan calon Agus-Sylvi toh. Tetap skors sampai akhir kontrak. Itu adalah penegakan aturan," ujar Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (25/11/2016).

(Baca: Sylviana: Setahu Saya, PNS yang Tidak Boleh Terlibat Kampanye, Bukan PHL)

Sumarsono atau akrab disapa Soni mengatakan, secara pribadi dia sudah meminta maaf sebelum memberikan sanksi itu. Dia paham bahwa sanksi skors hingga masa kontrak berakhir cukup berat bagi para pasukan oranye itu.

Namun, ini merupakan penegakan aturan. Pasukan oranye tetap pegawai Pemprov DKI yang menjalankan tugas mengikuti aturan pemerintah.

"Kalau dia mau ikut kampanye, ya jangan jadi pegawai Pemprov DKI. Keluar dan jadi pegawai biasa, baru ikut kampanye," ujar Soni.

Ada 63 pasukan oranye yang diskors karena dinilai sudah berkampanye dengan berfoto sambil memegang spanduk pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Anggota pasukan oranye yang diskors itu berasal dari Kecamatan Kemayoran sebanyak 38 orang dan dari Kecamatan Johar Baru sebanyak 25 orang.

Dari informasi yang disampaikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji, 63 pasukan oranye itu berfoto karena diajak seseorang yang diduga merupakan timses Agus-Sylvi dan mantan PHL Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Sylvi berjanji akan menelusuri informasi tersebut. Meski di sisi lain Sylvi mengaku heran dengan keputusan Soni memberi skors kepada 63 pasukan oranye.

 Skors diberikan karena puluhan PHL itu kedapatan berfoto dengan spanduk bergambar wajah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana, sehingga dianggap tidak netral selaku jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Setahu saya PNS yang tidak boleh, tapi ini PHL, bukan PNS sama sekali, begitu," kata Sylvi kepada Kompas.com, Jumat (25/11/2016) siang.

(Baca: Puluhan Pasukan Oranye Diskors, Sylviana Janji Cari Tahu Dugaan Timses yang Mengajak Foto)

Kompas TV Plt Gubernur DKI: Harusnya Pak Ahok Terima Kasih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com