Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sepakat dengan Sandiaga, Ahok Persilakan Warga Jakarta Beli Mobil Mewah, asal...

Kompas.com - 25/11/2016, 21:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tak sepakat dengan rencana pembatasan mobil mewah yang disampaikan oleh calon wakil gubernur nomor tiga, Sandiaga Uno.

Menurut Ahok, rencana itu tidak efektif dalam mengantisipasi kemacetan di Ibu Kota.

"Jadi orang yang kaya-kaya mau pakai mobil Rp 300 triliun pun silakan, tetapi bayar pajak BPKB dan STNK mengikuti harga mobil. Saya senang kalau orang beli mobil kaya, mewah, silakan saja, tetapi kalau mau lewat jalan ya dikenai bayaran," kata Ahok, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016).

(Baca juga: Ahok: Kalau Tarik Tunai KJP Namanya Merusak Mental Orang )

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus dapat menciptakan program penanggulangan kemacetan, seperti sistem jalan berbayar (ERP).

Nantinya, uang yang terkumpul dari ERP akan dipakai membangun infrastruktur transportasi publik. Selain itu, dananya juga dapat dialihkan untuk subsidi ke PT Transjakarta.

"Jadi kalau bagi kami, subsidi bagi warga menengah ke bawah adalah membangun kereta api MRT kepada mereka," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menceritakan saat pemerintah pusat menjalankan program low cost green car atau LCGC.

Ketika itu, menurut dia, banyak pakar memprediksi kemacetan akan semakin meningkat dengan penjualan mobil murah tersebut.

"Jadi sekarang mau ngikutin teori siapa? Saya percaya teori kalau mobil murah banyak dijual, maka tentu akan tambah macet dan nambah subsidi BBM," kata Ahok.

Sebelumnya, Sandiaga menyampaikan bahwa rencana pembatasan mobil mewah merupakan pesan bagi orang-orang mampu untuk berpartisipasi menangani kemacatan di Jakarta.

(Baca juga: Penjelasan Sandiaga soal Rencana Membatasi Mobil Mewah di Jakarta)

Jika pesan tersebut tersampaikan, akan banyak pemilik mobil mewah yang beralih menggunakan transportasi umum.

Ide membatasi mobil-mobil mewah ini disebut Sandiaga sebagai satu dari sekian program kerja yang telah disusun bersama Anies Baswedan, calon gubernur pasangan Sandi.

Ide pembatasan mobil mewah tersebut juga sedang dikaji oleh tim pakar yang dibentuk tim internal Anies-Sandi.

Kompas TV Ahok Tambahkan Dana KJP Jadi Rp 2 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com