Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Mario Teguh, Donald Trump, dan Kebesaran Hati Gus Mus

Kompas.com - 26/11/2016, 07:49 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com – Apakah berita yang banyak dibaca pada hari Jumat kemarin (25/11/2016)?. Salah satunya adalah kabar hasil tes DNA menunjukkan bahwa Ario Kiswinar benar merupakan anak biologis Mario Teguh.

Berita lain yang  mendapat perhatian adalah pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, KH Moh Mustofa Bisri atau Gus Mus terhadap orang yang mengumpatnya melalui media sosial.

Selain itu, informasi lain yang patut disimak adalah soal tuntutan penghitungan ulang suara dalam pemilihan presiden AS yang dimenangkan Donald Trump. Kubu Demokrat meminta hitung ulang karena menduga adanya kecurangan.

Berita lolosnya Indonesia ke semifinal Piala AFF 2016 adalah berita selanjutnya yang patut disimak, dilanjutkan dengan berita skors terhadap anggota pasukan oranye yang berfoto dengan spanduk salah satu peserta Pilkada DKI.

Berikut 5 berita kemarin yang sebaiknya Anda simak:

1. Anak Biologis Mario Teguh

KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Mario Teguh dikerubuti pewarta usai mengisi program acara Sapa Indonesia Pagi di Studio Orange KompasTV, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2016).
Polisi telah mendapatkan hasil pemeriksaan deoxyribonucleic acid (DNA) antara Ario Kiswinar dan motivator, Mario Teguh. Hasil DNA tersebut membuktikan bahwa benar Kiswinar merupakan anak biologis Mario dari pernikahannya dengan Aryani Soenarto.

"Hasil DNA Ario Kiswinar Teguh adalah anak biologis dari Sismaryono Teguh (Mario Teguh) dan Aryani Soenarto," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jumat (25/11/2016).

Dengan keluarnya hasil DNA tersebut, proses penyelidikan kasus ini masih berlanjut. Rencananya, penyidik dari Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih ingin memeriksa beberapa saksi lagi.

Ario Kiswinar melaporkan Mario Teguh ke Polda Metro Jaya pada Rabu (5/10/2016) lalu. Ario dan ibunya, Aryani Soenarto, melaporkan Mario karena merasa telah difitnah dan terkena pencemaran nama baik oleh Mario.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Tuntutan Hitung Ulang di Pilpres AS

Jason Connolly / AFP .
Keunggulan suara Hillary Clinton atas Donald Trump, keduanya bersaing pada Pilpres AS, di tingkat nasional kini melampaui 2 juta suara.

Selain itu, muncul pula laporan tentang berbagai kecurangan di sejumlah distrik di beberapa negara bagian, sebagaimana dilaporkan Voice of America, Kamis (24/11/2016).

Terkait dengan itu, muncul seruan dari para pendukung Hillary, yang dijagokan Partai Demokrat, agar dilakukan penghitungan ulang kartu suara di tiga negara bagian.

Mereka mengatakan, hal itu penting seiring munculnya informasi bahwa keunggulan suara Hillary atas Trump, yang didukung Partai Republik, pada tingkat nasional kini melampaui 2 juta dan adanya laporan kecurangan.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Gus Mus Maklumi Umpatan Pandu

KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Mustofa Bisri
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, KH Moh Mustofa Bisri atau Gus Mus, memaklumi kesalahan yang dibuat oleh Pandu Wijaya. Gus Mus menilai bahwa tidak ada yang perlu dimaafkan atas komentar Pandu terhadap pernyataannya.

"Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda," tulis Gus Mus dalam akun resminya di Twitter, Jumat (25/11/2016) pagi.

Pernyataan itu disampaikan oleh Gus Mus untuk menanggapi permintaan maaf dari Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman, Kamis (24/11/2016). Melalui akun Twitter-nya, Fadjroel secara pribadi maupun mewakili Adhi Karya meminta maaf kepada Gus Mus.

(Baca juga Fadjroel Rachman Minta Maaf soal Kicauan Pandu Wijaya kepada Gus Mus )

Akibat komentarnya yang kurang pantas terhadap pernyataan Gus Mus, Pandu mendapatkan surat peringatan dari pimpinan proyek tempat dia bekerja.

Gus Mus mengatakan, karena Pandu sudah meminta maaf, ia tidak perlu dipecat dari pekerjaannya saat ini.

"Janganlah (dipecat). Dia sudah menyesal dan meminta maaf. Al-Musamih kariim...," tulis Gus Mus.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Indonesia Lolos ke Semifinal Piala AFF

KUKUH WAHYUDI/JUARA.net Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly merayakan gol Indonesia ke gawang Singapura pada laga fase grup Piala AFF 2016, Jumat (25/11/2016).
Indonesia berhasil lolos ke semifinal Piala AFF 2016 setelah sukses mengalahkan Singapura dengan skor 2-1 pada laga terakhir penyisihan Grup A di Stadion Rizal Memorial, Jumat (25/11/2016) malam.

Sempat tertinggal terlebih dahulu pada babak pertama, Indonesia bangkit pada babak kedua dan mencetak gol melalui Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly.

Indonesia lolos sebagai runner-up dengan merangkum empat poin. Tim Garuda melangkah ke semifinal bersama Thailand.

Thailand yang terlebih dulu lolos berhasil mengalahkan Filipina dengan skor 1-0.

Pelatih Alfred Riedl melakukan perubahan dengan mencadangkan Lerby Eliandry. Sebagai pengganti Lerby, Riedl memainkan Bayu Pradana untuk memperkuat lini tengah.

Tampilnya Bayu membuat Evan Dimas menjadi penyerang lubang. Sementara itu, Stefano Lilipaly tampil sebagai pengatur serangan.

Baca beritanya selengkapnya di sini.

5. Pasukan Oranye Diskors

Jessi Carina Sebuah foto yang menunjukan pasukan oranye Dinas Kebersihan DKI berfoto dengan membawa spanduk Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni. Foto ini menjadi bukti ketidaknetralan pasukan oranye. Mereka diberi sanksi skors hingga masa kontrak habis.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menegaskan, pekerja harian lepas (PHL) atau pasukan oranye yang berfoto dengan spanduk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, tidak diizinkan bekerja.

Hal itu sebagai konsekuensi dari skors yang dilayangkan kepada mereka karena dianggap tidak berlaku netral dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

"PHL yang diskors sementara tidak boleh kerja dan tidak menerima gaji," kata Adji kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (25/12/2016).

Adji menjelaskan, rata-rata PHL yang diskors terikat masa kontrak dari bulan Januari hingga Desember 2016. Dengan sanksi skors ini, dipastikan pasukan oranye tersebut tidak akan bekerja lagi dan menerima gaji hingga bulan Januari 2017.

"Saya sendiri menyayangkan hal ini, tapi sebelumnya sudah dua kali ada pengarahan dari saya untuk tidak ikut kampanye saat pakai atribut atau aset kami," kata Adji.

Skors berlaku hingga masa kontrak para PHL habis, yakni Desember 2016. Mereka akan kembali kerja pada Januari 2017, serta ikut dinilai oleh atasannya apakah kontraknya akan dilanjutkan atau tidak.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com