Selang lima menit kemudian, polisi melakukan penutupan ruas Jalan MH Thamrin di kedua arahnya. Namun tepat pukul 10.48 WIB, pelaku lainnya, Sunakim alias Afif dan Muhamad Ali, muncul dari arah kerumunan massa dekat Starbucks.
Keduanya membawa ransel yang belakangan diketahui berisi bom rakitan. Afif berjalan ke tengah dan langsung menembak ke arah polisi yang ada di lokasi. Timah panas juga melesat ke arah lain dan mengenai Rais Karna.
Rais yang mengenakan baju hitam tergeletak di jalan setelah timah panas menembus kepalanya. Ia tewas setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara itu, pelaku lainnya, M Ali berlari ke area dalam Starbucks. Di lokasi itu, dia membrondong dua warga negara asing, yaitu Amer Quali Tahar (WN Kanada) dan Yohanes Antonius Maria. Amer Quali Tahar pun tewas.
Tak lama kemudian, polisi berdatangan ke lokasi. Baku tembak pun tak terelakkan. Bahkan, pelaku sempat melempar granat rakitan ke arah polisi.
Singkat cerita, Afif dan M Ali tewas setelah terkena ledakan bom yang mereka bawa dan ditambah tembakan polisi.
Tercatat, akibat aksi teror tersebut menelan 21 korban. Delapan di antaranya meninggal dunia, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil. Sementara sisanya menderita luka-luka.
Polisi menduga aksi teror di kawasan MH Thamrin berkaitan dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan dituding sebagai dalang serangan itu.