Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Program "Pasukan Warna-Warni" Ahok-Djarot Diadu dengan "OK-OCE" Anies-Sandi

Kompas.com - 16/12/2016, 08:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat bertemu dalam program acara "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno gencar mengkritik pasangan pesaingnya, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menyangkut lapangan kerja.

Menanggapi kritikan itu, Djarot menyebut pemerintahannya dan Ahok sudah merekrut banyak warga Jakarta dalam program padat karya yang terkait upaya menjaga kebersihan kota.

Ia mencontohkan keberadaan pasukan warna warni yang kini dimiliki Pemerintah Provinsi DKI, dari mulai pasukan oranye untuk menjaga kebersihan lingkungan, pasukan hijau untuk merapikan taman, pasukan biru untuk kebersihan sungai, dan pasukan ungu untuk menertibkan gelandangan dan pengemis.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama ( kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua dari kiri) serta pasangan kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan (kedua dari kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) saat debat kandidat program acara Rosi dan Kandidat Pemimpin yang di selenggarakan Kompas TV Jakarta di Djakarta Theater Ballroom, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
"Ada juga pasukan kuning dari Dinas Bina Marga (untuk jalan berlubang)," papar Djarot.

Menanggapi hal itu, Sandi menyatakan penyediaan lapangan kerja harusnya bukan dilakukan dengan cara merekrut warga ke dalam program padat karya. Namun, merangsang agar mereka bisa menjadi wirausahawan.

Sandiaga kemudian memaparkan mengenai program "One Kecamatan One Center Enterpreneurship" atau yang disingkatnya dengan OK-OCE. Dengan latar belakangnya sebagai pengusaha, Sandi yakin programnya itu akan berhasil.

"Kita mau ada 200.000 wirausaha baru. Berikan pelatihan, inkubasi, mentor bisnis," kata Sandi.

Menurut Sandi, cara yang akan dilakukannya itu belum dilakukan oleh Ahok-Djarot. Ia kemudian menyoroti rendahnya penyaluran kredit dari Bank DKI ke pelaku usaha UMKM yang di bawah 5 persen.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama ( kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua dari kiri) serta pasangan kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan (kedua dari kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) saat debat kandidat program acara Rosi dan Kandidat Pemimpin yang di selenggarakan Kompas TV Jakarta di Djakarta Theater Ballroom, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
"Bank DKI belum berpihak ke UMKM," kata Sandi.

Menanggapi Sandi, Ahok menyatakan bahwa pemerintahaannya juga ada program pemberdayaan PKL. Ia menilai Sandi tidak mendapatkan data yang akurat sehingga kemudian membuat opini yang salah.

"Ini terlalu banyak membangun opini. Saudara tidak pernah lihat di Jalan Tongkol kami ada tempat untuk PKL. Dan sebentar lagi di Kemayoran akan ada Lenggang Jakarta yang kedua," ujar Ahok. (Baca: Saat Ahok dan Sandi Debat soal Data Lulusan SMK)

Menanggapi rendahnya penyaluran kredit dari Bank DKI ke pelaku usaha UMKM, Ahok menyebut pihaknya cenderung selektif. Ia menyebut hal itu dilakukan akibat sempat adanya kredit macet yang ia sebut jika ditotal jumlahnya mencapai Rp 400-500 miliar.

"Kalau dia tidak disiplin memakai uang, tidak ada rekening bank, arus kasnya, kami tidak berikan," kata Ahok.

Untuk mencegah hal itu, Ahok menyebut saat ini PKL wajib terdaftar sebagai nasabah Bank DKI. Nantinya akan ada debet sebesar Rp 2.000 setiap harinya.

"Jadi dia disiplin membayar Rp 2.000. Kalau dia bisa dipercaya dengan uang kecil, maka dia baru bisa dipercaya uang besar," ujar Ahok.

Kompas TV Adu Gagasan Kandidat Pemimpin Jakarta di Program Rosi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com