Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insiden KM Zahro Express

Kompas.com - 03/01/2017, 09:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden terbakarnya Kapal Motor (KM) penumpang Zahro Express bisa dijadikan momentum perbaikan transportasi kapal laut di pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara.

Pelabuhan itu biasa bersandar kapal yang melayani rute Kali Adem-Kepulauan Seribu atau antarpulau di Kepulauan Seribu. Ada pun momentum perbaikan itu dilakukan secara menyeluruh.

Dari informasi yang dihimpun, dari terbakarnya KM Zahro Express ditemukan sejumlah persoalan. Pertama terkait mesin kapal yang terbakar dan menghanguskan hampir seluruh bagian kapal.

Persoalannya soal kelaikan dari mesin kapal untuk berlayar. Persoalan lain adalah soal buruknya manifes penumpang. Dari data sementara, manifes penumpang hanya 100 orang. Ada pun penumpang yang naik ke kapal lebih dari 200 orang.

Andri Donnal Putera/Kompas.com Tampak kapal penumpang Zahro Express yang terbakar telah dibawa ke Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (1/1/2017). Kapal terbakar saat menuju Pulau Tidung pada Minggu pagi, menyebabkan beberapa penumpang meninggal dunia.
Kerancuan manifes ini menjadi persoalan bila kapal terjadi insiden yang tak diinginkan. Sebab, bagi nama penumpang yang tak tercatat akan sulit teridentifikasi.

Ketua Dewan Transportasi Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung mengatakan, insiden seperti ini bisa jadi karena lemahnya pengawasan dari Syahbandar yang memiliki tanggung jawab dan wewenang memberikan izin kapal berlayar.

Syahbandar mengeluarkan izin berlayar harus lebih dulu memastikan sejumlah aspek, mulai dari manifes hingga kelaikan mesin. Bila kedua aspek itu belum terpenuhi, maka kapal sejatinya tak bisa mendapatkan izin berlayar.

Pengalaman Ellen, ia pernah mendapatkan laporan buruknya sistem manifes penumpang di Kali Adem, sekitar enam hingga tujuh bulan lalu pada saat masa liburan.

"Saya enggak mau bilang kebiasaan (kurang pengawasan), harus ada penanggung jawab untuk melihat dengan benar, berapa orang pergi dan kelaikan mesin," kata Ellen saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Senin (2/1/2017).

Dikelola seperti transjakarta

Perbaikan transportasi laut lain adalah soal pengelolaan kapal. Saat ini, pengelolaan kapal masih bersifat sendiri-sendiri.

Meskipun sudah ada standar keamanan dan kelaikan, namun tak bisa termonitor dengan baik. Alhasil, bukan tak mungkin perusahaan tak melakukan perawatan kapal dengan baik.

Ellen menilai perlu ada perubahan pengelolaan manajemen kapal. Ia menyarankan manajemen itu diubah seperti PT Transjakarta. Pengelolaan itu dinilai jauh lebih baik lantaran bisa memonitor langsung kelaikan dan operasional kapal sebagai transportasi publik.

"Bila ada operator kapal tak baik, maka bisa dikasih sanksi langsung oleh Pemprov DKI Jakarta," kata dia.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Kondisi kapal penumpang Zahro Express yang terbakar di Muara Angke, Jakarta Barat, Minggu (01/01/2017). Kapal ini terbakar saat menuju Pulau Tidung pada Minggu pagi dan menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia.
Pengelolaan terpadu itu juga bisa menyesuaikan standar kelaikan dari kapal. Ada pun saat ini pengelolaan kapal masih bersifat mandiri sehingga tak bisa termonitor dengan baik.

Kapal penumpang Zahro Express terbakar saat mengangkut ratusan penumpang menuju Pulau Tidung, Minggu (1/1/2017). Kapal tersebut sering melayani perjalanan wisatawan ke area sekitar Kepulauan Seribu.

Para penumpang adalah wisatawan yang ingin berlibur pada awal 2017 ini. Namun, dalam perjalanan ke Pulau Tidung, kapal terbakar di tengah laut.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 23 orang meninggal dunia. Sebagian penumpang lainnya selamat, luka-luka dan ada juga penumpang yang masih hilang.

Kompas TV Detik-detik Terbakarnya Kapal di Muara Angke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com