Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Penumpang Kapal Tak Sesuai Manifes Jadi Sorotan

Kompas.com - 04/01/2017, 17:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Subandi, menyoroti perbedaan jumlah penumpang kapal Zahro Express dengan manifes.

Ia mengatakan, jika hal itu terjadi pada kapal milik Dinas Perhubungan DKI, itu termasuk tindakan pungutan liar (pungli).

"Kalau (kapal) ini milik Pemprov, hasil tiketnya kan masuk ke pendapatan Pemprov, ini sama saja pungli nih karena ada praktik bayar di atas kapal yang membuat antara manifes dengan penumpang di kapal beda jumlah," kata Subandi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Rabu (4/1/2017).

Ia mengatakan, dirinya berpengalaman jadi nakhoda kapal. Dia tahu kebiasaan-kebiasaan calo tiket di kapal. Mereka yang tidak memiliki tiket bisa bayar kepada calo di atas kapal.

Bahkan, kata Subandi, kadang-kadang para calo menerima bayaran setengah harga.

Dalam kasus kapal Zahro Express, polisi mendata setidaknya ada 191 orang yang menumpang Zahro Express pada Minggu pagi itu saat kapal itu terbakar. Dalam manifes disebut hanya ada 100 orang di atas kapal tersebut.

Meski demikian, penyebab terbakarnya kapal bukan karena kelebihan penumpang.

Subandi meminta persoalan manifes yang berbeda dengan jumlah penumpang kapal tetap harus diperhatikan karena termasuk praktik pungli.

"Ke depannya tolong tiap tiket sudah dibarengi asuransi. Barang saja diasuransiin kalau di atas kapal, masa orang enggak," kata Subandi.

Kapal Zahro Express terbakar saat mengangkut penumpang menuju Pulau Tidung. Kapal tersebut sering melayani perjalanan wisatawan ke area sekitar Kepulauan Seribu. Para penumpang kapal naas itu adalah wisatawan yang ingin berlibur pada awal 2017 ini.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 23 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Para penumpang lainnya selamat, ada yang luka-luka dan hingga kini ada sejumlah penumpang yang masih hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com