Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipecat Tanpa Penjelasan Setelah 20 Tahun Jadi PHL...

Kompas.com - 17/01/2017, 13:02 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petugas harian lepas (PHL) dari Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, mengadu kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).

Mengenakan seragam berwarna oranye, belasan petugas ini mengadu karena tak lagi diperpanjang kontraknya.

Joko Harianto (49), PHL dari Kelurahan Johar Baru mengaku tidak mengetahui alasan mengapa Pemprov DKI tak lagi memperpanjang kontraknya.

Joko mengaku telah 20 tahun bekerja sebagai PHL di lingkungan Pemprov DKI. Setiap tugas yang diperintahkan, kata Joko, telah dilakukannya dengan baik.

"Saya enggak dikasih penjelasan apa-apa, katanya enggak perpanjang kontrak, itu saja," ujar Joko.

Joko beserta PHL lainnya menduga ada permainan dalam perekrutan PHL. Sebelumnya, para PHL, kata Joko, mendapat sebuah selebaran yang berisi nama-nama PHL di Kelurahan Johar Baru.

Di selebaran itu terdapat nama PHL yang dilingkari menggunakan tanda merah. Sebagian besar nama yang ditandai lulus dan kontraknya diperpanjang.

Dalam perekrutan PHL tahun ini, sistem perekrutan telah dilimpahkan ke kelurahan setempat. Sebelumnya, proses rekrutmen dilakukan oleh dinas.

Menanggapi pengaduan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono mengatakan telah meminta Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji untuk menindaklanjuti pengaduan itu.

Menurut dia, banyaknya PHL yang mengadu mengindikasikan terjadi kejanggalan terhadap sistem perekrutan. Jika terbukti terdapat kecurangan saat perekrutan, Sumarsono akan segera menindak oknum yang terlibat.

"Saya kirim tim, kalau ada permainan dan tidak manusiawi (akan diberi sanksi). Kalau alasan yang tidak masuk akal ya rekrutmen harusnya diulang," ujar Sumarsono.

Kompas TV Pekerja TPST Dialihkan Jadi PHL Dinas Kebersihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com