JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Senen terlihat ramai sore itu. Puluhan personel polisi dan ratusan pasukan pemadam kebakaran memadati tempat belanja yang dibangun di era Gubernur Ali Sadikin ini.
Mereka di sana bukan untuk berbelanja, melainkan sedang mengamankan keadaan dan berusaha memadamkan api yang berkobar di lantai satu Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).
Di antara ratusan personel tersebut, juga tampak pedagang berlalu lalang mengamankan barang dagangan yang bisa diselamatkan. Barang dagangan ini mereka letakkan di tengah lapangan parkir atau langsung diangkut ke atas mobil bak.
Lapangan parkir pun tampak berantakan. Tak hanya dipenuhi tumpukan barang dagangan, selang-selang pemadam api dan sampah-sampah juga terlihat melintang.
Di tengah sebaran barang tersebut, terlihat seorang ibu yang sedang duduk di depan beberapa lemari pajangan kacamata. Dia tampak lesu dan raut wajahnya terlihat sedih.
Ibu tersebut merupakan pedagang yang menjadi korban kebakaran. Sebagian besar barang jualannya, yaitu kacamata, hangus terbakar. Dia pun mengalami kerugian yang cukup besar.
"Sehari biasanya saya dapat omset sekitar Rp 500 ribu. Sebagian ruangan toko saya juga disewakan ke orang lain per bulan Rp 20 juta, tetapi sekarang semua ruangan itu terbakar," ujar pedagang di Pasar Senen, Indah (47), kepada Kompas.com, saat itu.
Kebetulan, toko milik Indah memang akan habis masa sewanya pada Juni tahun ini. Dia berjualan di sana sejak 2012 dan kontraknya habis dalam lima tahun.
"Dulu sebulan nyicil sekitar Rp 17 juta sebulan hingga akhirnya lunas di tahun ketiga. Pas sudah tahun terakhir malah begini jadinya," ucap Indah. (Baca: Sulitnya Taklukkan Api di Pasar Senen)
Nasib serupa juga dialami oleh Bejo (60). Dia sudah berbisnis tekstil selama empat tahun di Pasar Senen.
Sebelumnya, Bejo juga pernah menjadi korban kebakaran Pasar Senen pada 2013. Bejo sedikit lebih mujur, waktu itu dan kali ini barang dagangannya berhasil diselamatkan.
Hanya saja dia mengalami kerugian karena tidak bisa berjualan untuk sementara waktu. Meski begitu, Bejo enggan menyebutkan berapa kerugian yang dideritanya. (Baca: Pasar Senen dari Masa ke Masa)
Keduanya mengaku belum memiliki bayangan bagaimana keadaan mereka ke depannya. Mereka juga belum tahu apakah akan kembali berjualan atau tidak.
"Saya bingung harus bagaimana. Anak saya baru mau masuk SMP, tetapi sumber penghasilan keluarga hanya berasal dari bisnis ini. Suami saya sudah pensiun," kata Indah.