Djarot mengatakan, dia tidak bisa mengontrol orang untuk tidak bergaya seperti itu saat berfoto.
"Bagaimana kami bisa melarang orang? Bilang, 'Woy jangan ya, jangan'. Tetap saja mereka seperti itu," ujar Djarot.
(Baca juga: Djarot: Bagaimana Kami Bisa Melarang Orang yang Acungkan Dua Jari?)
Ia mengatakan, kejadian semacam itu tidak dapat dihindari. Djarot mencontohkan saat ia menghadiri upacara ulang tahun pemadam kebakaran.
Seusai upacara, Djarot bersalaman dengan pemadam kebakaran. Saat itu, kata Djarot, mereka langsung menyemangati Djarot yang ikut dalam Pilkada DKI 2017.
"Tadi salaman sama mereka waktu mendampingi Pak Mendagri. Saya tanya, 'Bapak dari mana?', katanya, 'Dari Bandung, tetapi kami tetap dukung. Jangan takut Pak, maju terus Pak'. Bayangin kalau seperti itu. Kalau saya ya senyum saja," ujar Djarot.
Ia mengatakan, hal yang penting dia tidak mengajak warga untuk berkampanye dengan mengangkat dua jari. "Yang jelas adalah kami tidak mengajak mereka," ujar Djarot.
Sebisa mungkin melarang
Sebenarnya, banyak warga yang "kelepasan" berfoto dengan gaya victory ketika bertemu dengan Basuki maupun Djarot. Namun, biasanya Basuki atau Djarot melarang mereka.
Ketika di Balai Kota DKI, setiap pagi, ada antrean warga yang ingin berfoto dengan Basuki atau Ahok. Warga selalu mengangkat dua jarinya ketika berfoto bersama Ahok di sana.
Namun, Ahok langsung sigap dan menurunkan dua jari itu. "Enggak boleh, Bu. Enggak boleh kampanye," ujar Ahok.
Biasanya, warga langsung tersenyum malu setelah ditegur seperti itu. Sesi foto pun berlangsung tanpa ada gaya foto victory.
(Baca juga: Sebut Djarot Berkampanye di Kelurahan, Taufik Ingatkan Petahana Harus Cuti)
Hal yang sama juga dilakukan oleh para ajudan Ahok. Setiap melihat ada warga yang mengangkat dua jari saat mau berfoto, mereka langsung menegur.
"Bapak dan Ibu, tolong jangan dua jari ya," ujar mereka.
Akhirnya, warga berganti gaya menjadi mengacungkan jempol. Ajudan Ahok pun mengizinkan mereka berpose dengan mengacungkan jempol.
"Nah, kalau jempol saja boleh, Bu," ujar ajudan, tadi pagi.
"Soalnya sudah enggak ada nomor satu ya. Kalau masih ada paslon satu, pakai jempol juga enggak boleh, he-he-he," celetuk Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.