JAKARTA, KOMPAS.com - Ada fenomena "Asal Bukan Ahok". Begitu temuan dari hasil survei Lembaga Media Survei Nasional (Median) pada Pilkada DKI 2017, putaran kedua.
Ada juga Iwan Fals yang mau banyak bicara tetapi khawatir di-bully. Hal itu diucapkannya saat tampil di Java Jazz Festival 2017 di JI Expo Kemayoran, Minggu (5/3/2017).
Kedua berita yang tayang Senin (6/3/2017) ini masuk dalam kategori artikel terpopuler Kompas.com.
Berikut lima berita yang menjadi highlight di Kompas.com, kemarin:
1. Survei Median Temukan Fenomena "Asal Bukan Ahok" dalam Pilkada DKI
Alasan tersebut adalah adanya pandangan responden yang menyebutkan "asal bukan Ahok (sapaan Basuki)".
"Ini yang paling baru, yang belum pernah kami temukan dalam survei-survei sebelumnya, adanya pernyataan yang memilih Anies-Sandi, mereka mau memilih asal bukan Pak Ahok. Ada kelompok anti-Ahok yang mulai mengekspresikan dirinya," kata peneliti Median Rico Marbun saat menggelar rilis hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2017) siang.
Survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi putaran kedua Pilgub DKI" ini dilaksanakan dari tanggal 21 sampai 27 Februari 2017. Responden dalam survei ini sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih.
Survei memiliki margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Peneliti menentukan sampel dalam survei dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender.
Selengkapnya baca di sini.
2. Iwan Fals: Saya Mau Omong Banyak, tetapi Nanti Di-"bully"
Sebelum melepas tembang "Asyik Nggak Asyik" sebagai lagu ketiganya, Iwan yang tampil perdana di Java Jazz ke-13 di panggung BNI Stage Hall B3 itu mengungkapkan kegundahannya.
"Jakarta sedang ramai-ramainya 'pilkatak', pilkada serentak maksudnya," kelakar Iwan disambut tawa penonton yang telah menyemut di depan panggung.
"Bosan ini. Suasananya sudah mulai enggak mengenakkan. Mudah-mudahan dengan adanya Jaza Jazz ini bisa mencairkan suasana. Saya mau ngomong banyak, tetapi nanti saya malah di-bully," kata Iwan yang langsung menggelindingkan lagu tersebut.
Selengkapnya soal ucapan Iwan Falis, silakan diklik di sini.
3. Bob Hasan Sudah 60 Tahun Tak Makan Nasi
"Saya sudah 60 tahun tidak makan nasi," kata Bob Hasan saat acara makan siang bersama pengurus PB PASI dan wartawan di Hotel Mulia, Minggu (5/3/2017).
"Ya tidak sepenuhnya saya tidak memakan nasi. Kadang saya suka makan nasi goreng, tetapi paling satu bulan sekali," tutur pria yang pada 24 Februari lalu genap berusia 86 tahun.
Menurut Bob Hasan, ada beberapa hal penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Menjaga makanan merupakan salah satu yang utama.
"Selain itu, olahraga juga penting untuk menjaga tubuh tetap sehat," ucap mantan Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan VI itu.
"Saya setiap hari berenang, bisa pagi atau setelah bermain golf. Sehari satu jam untuk renang. Saya juga suka senam," ujar penggemar es krim dan cokelat ini.
Berita selengkapnya, klik aja di sini.
4. Acara KPU DKI "Ngaret" akibat Miskomunikasi atau Bukan?
KPU DKI Jakarta mengakui adanya keterlambatan acara itu.
Baca: Ahok-Djarot Tinggalkan Rapat Pleno KPU DKI yang Ngaret
“Ketua dan anggota KPU DKI Jakarta beserta jajarannya memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Basuki T Purnama dan Bapak Djarot Saiful Hidayat atas insiden keterlambatan memulai acara selama 30 menit dan bertekad untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan acara berikutnya,” kata Kepala Bagian Hukum, Teknis, dan Hupmas KPU DKI Jakarta, Sahruni, melalui keterangan tertulis, Minggu (5/3/2017) malam.
KPU DKI Jakarta mengaku ada kesalahpahaman dan miskomunikasi antara KPU DKI dengan Ahok-Djarot dan tim kampanyenya. Dari foto undangan yang dikirim kepada Ahok-Djarot dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, KPU DKI mengundang kedua pasangan calon itu hadir pada pukul 19.30 WIB, sesuai jadwal dimulainya acara.
Surat undangan untuk kedua pasangan calon disampaikan melalui liaison officer (LO) masing-masing pasangan calon.
“KPU DKI Jakarta mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan miss communication karena KPU DKI Jakarta berusaha melakukan kontak dengan LO paslon namun tidak dapat dihubungi saat itu,” kata Sahruni dalam keterangan itu.
Audiens lainnya diundang hadir pada pukul 18.00 WIB untuk registrasi dan makan malam terlebih dahulu.
KPU DKI Jakarta telah menyiapkan ruang VIP khusus untuk makan malam kedua pasangan calon. Pada pukul 19.00 WIB, Djarot diketahui hadir di ruang VIP tanpa Ahok. Tak lama setelah itu, Djarot dan tim kampanyenya keluar ruangan.
“Panitia KPU DKI Jakarta tidak mengetahui ke mana Pak Djarot pergi,” kata Runi.
Selengkapnya soal kejadian pada acara KPU DKI, silakan di sini.
5. Jelang Ahok Cuti Lagi, Warga yang Mau Mengadu Membeludak
Situasi di pendopo Balai Kota DKI Jakarta hari ini pun sedikit berbeda. Warga yang datang untuk berfoto dan mengadu dengan Ahok membeludak.
Antrean warga yang ingin berfoto dengan Ahok hampir sekitar delapan meter. Sementara antrean warga yang ingin mengadu lebih banyak lagi.
Staf pengaduan Ahok, Nathanael Ompusunggu, mengatakan, jumlah warga di pendopo Balai Kota DKI pagi ini lebih banyak dari biasanya.
"Dari semalam juga banyak yang telepon saya mau datang ke Balai Kota, maklumlah mungkin karena ini kan terakhir, besok sudah cuti lagi," kata Nathanael di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/3/2017).
Beberapa warga yang datang untuk berfoto bersama Ahok membawa bingkisan, seperti kue kering buatan rumah. Ada juga yang membawa anak-anak balita mereka agar bisa berfoto bersama Ahok.
Selengkapnya, yuks di baca di sini.