Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono Inginkan "Ducting" untuk Atasi Kabel Semrawut di Saluran Air

Kompas.com - 10/03/2017, 14:22 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan bahwa kabel tidak boleh diletakkan di dalam saluran air. Dia ingin kabel-kabel di dalam tanah tidak mengganggu saluran air.

"Ke depan solusinya kami akan membuat 'ducting'. Jadi memisahkan semua kabel-kabel utilitas ini. Sehingga perkabelan yang penting ini tidak menjadi satu dengan saluran air," ujar Sumarsono, di Jalan Gatot Subroto, Jumat (10/3/2017).

(baca: Pipa-pipa Semrawut Penuhi Gorong-gorong Jalan Wahid Hasyim)

Sumarsono mengatakan idenya itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan memerlukan biaya besar. Kabel-kabel tidak bisa direlokasi secara bersamaan karena bisa mengganggu pelayanan masyarakat.

Oleh karena itu, kata Sumarsono, Pemprov DKI akan membahas dengan pihak terkait terkait wacana pembuatan ducting atau saluran tersebut.

"Minggu depan kami akan bahas dengan PLN, Telkom, dan lainnya yang memiliki kepentingan terhadap relokasi kabel ini semua," ujar Sumarsono.

(baca: Sumarsono: 90 Persen Saluran Air di Jakarta Dipasangi Kabel dengan Semrawut)

Sumarsono baru saja melihat langsung saluran air di Jalan Wahid Hasyim yang dipenuhi dengan kabel utilitas. Susunan kabel tersebut tampak semrawut.

Sampah-sampah yang terbawa air di dalam saluran tersangkut di sela-sela kabel itu. Akibatnya, air luber dan menggenangi Jalan Wahid Hasyim saat hujan.

Pegawai harian lepas (PHL) Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta sudah berupaya membersihkan sampah-sampah itu. Sumarsono mengatakan susunan kabel yang semrawut bukan hanya terjadi di Jalan Wahid Hasyim saja, tetapi juga di saluran air lain di Jakarta.

"Ternyata kabel-kabel seperti ini, pemasangan utilitas kabel-kabel yang bercampur dengan drainase mungkin ada di 90 persen di Jakarta. Ini problem-nya dan ini tidak mudah," ujar Sumarsono.

Kompas TV Di Jakarta, yang jadi sorotan beberapa waktu belakangan adalah soal temuan sampah kabel di gorong-gorong. Yang paling nyata dampaknya adalah sumbatan di saluran air. Untuk kesekian kalinya sampah kabel ditemukan petugas di gorong-gorong Kota Jakarta. Pemprov DKI Jakarta akan memanggil perwakilan PT Telkom dan PLN pekan depan, sebagai pihak yang diduga kuat bertanggung jawab atas sampah-sampah kabel. Sampah kabel menyebabkan fungsi sistem drainase tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga rawan menyebabkan banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com