Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Hutan Kota Srengseng, Wisata Menikmati Alam di Jakarta Barat

Kompas.com - 28/03/2017, 16:02 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang ada di benak Anda saat ingin berwisata ke kawasan Jakarta Barat? Mungkin sebagian dari Anda akan memilih untuk mengunjungi berbagai mal, kota tua, atau museum lainnya.

Namun, sebetulnya ada alternatif lain untuk berwisata alam, yakni dengan mengunjungi Hutan Kota Srengseng di Jalan Haji Kelik, Srengseng, Jakarta Barat.

Meskipun datang di siang hari, Anda tidak akan merasa gerah karena keseluruhan kawasan di hutan ini sangat rindang dan sejuk. Terdapat sekitar 4.800 pohon dengan 63 varietas berbeda, di hutan buatan yang sudah ada sejak 1995.

Hutan Kota Srengseng mudah dikunjungi dengan menggunakan transportasi umum. Hutan ini berada sekitar 300 meter dari halte Transjakarta Jalan Panjang, dan dari jalur sebaliknya tersedia angkutan kota nomor 24 dan bus Kopaja jurusan Blok M-Meruya.

Anda juga tak perlu merogoh kocek berpuluh ribu rupiah untuk dapat masuk ke hutan ini. Cukup membayar Rp 2.000 per orang saja, dengan penambahan untuk kendaraan bermotor roda dua sebesar Rp 2.000 dan roda empat sebesar Rp 4.000.

Apabila masuk dari gerbang depan hutan, Anda akan menemui lahan parkir yang cukup luas di sebelah kanan. Di depan lahan parkir tersebut ada enam tenda tempat berjualan makanan dan minuman.

Anda bisa membeli beragam kopi dan kudapan lain, sambil berkeliling di hutan yang luasnya sekitar 15 hektar ini.

Beragam fasilitas

Hutan di tengah kota ini juga disertai sejumlah fasilitas. Tepat di sebelah lahan parkir, ada kawasan bermain anak yang dilengkapi beragam jenis permainan.

Permainan seperti perosotan, jungkat-jungkit, serta beberapa permainan panjat-panjatan yang seluruhnya berada di area berpasir tersedia di sini.

Kompas.com sempat berbincang-bincang dengan salah satu warga yang datang ke hutan ini yakni Syahril (54). Ia merupakan warga Kampung Baru yang datang bersama kedua cucunya, Sakila (6) dan Atnan (3).

"Mereka (Sakila dan Atnan) ajak saya ke sini (Hutan Kota Srengseng) katanya mau main. Ternyata bagus juga (tempatnya), banyak pepohonan jadi sehat," ujar Syahril saat ditemui Kompas.com, Senin (27/3/2017).

Menurut Syahril, kawasan ruang terbuka hijau (RTH) seperti ini sangat penting di Jakarta. Namun ia sendiri baru kali pertama mengunjungi hutan kota.

Ia merasa perlu ditingkatkan dari segi sosialisasi mengenai keberadaan hutan ini, agar semakin banyak warga yang bisa menikmati udara segar di tengah kota.

Berbeda dengan Syahril, Wardi (63) adalah warga Srengseng yang rutin datang ke hutan untuk memancing ikan sekadarnya di danau. Berbekal alat pancing tanpa umpan, Wardi duduk di pinggir danau sambil menunggu ikan tertangkap.

"Paling (ukuran ikan yang tertangkap) tiga sampai lima jari. Saya enggak pakai (umpan) soalnya, bisa lebih gede lo (dapat ikannya)," ujar Wardi.

Wardi yang datang dengan satu adik dan dua orang temannya itu sudah datang dari pukul 09.00 WIB. Menurut dia ikan-ikan akan lebih sulit tertangkap di pagi hari.

Biasanya ia pulang ke rumah sekitar pukul 13.00 WIB, setelah menangkap sekitar tiga ekor ikan mas, mujaer, atau lele.

"Ya kalau dapat (ikan), biasa mah buat makan sendiri," kata Wardi.

Minim pemahaman

Saat ditemui di kantornya, koordinator yang mengawasi Hutan Kota Srengseng, Iwa Gustiwa mengatakan, pihak pengelola sebetulnya melarang kegiatan memancing di danau.

Namun, menurut Iwa, larangan memancing mendapat penolakan keras dari warga sekitar. Sehingga untuk meredam konflik berkepanjangan, Iwa membiarkan para warga untuk tetap memancing.

"Susah (melarang) karena banyak yang mau (memancing). Jadi biarkan saja, seadanya yang penting tidak meresahkan," ujar Iwa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com