Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Rumah-rumah Itu Diubah Jadi Rumah Layak Huni

Kompas.com - 18/04/2017, 08:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program bedah rumah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi dilucurkan di Cilincing, Jakarta Utara, Senin (17/4/2017) kemarin.

Data Pemerintah Kota Jakarta Utara menyebutkan, ada 83 rumah di Cilincing yang akan dibedah. Untuk tahap awal, jumlah rumah yang dibedah ada 18 unit.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjadi pejabat yang didaulat untuk meluncurkan program tersebut.

Pelaksanaan program ini dimulai dari perbaikan terhadap beberapa rumah warga yang berada di kawasan Jalan Cilincing Lama I, Cilincing, Jakarta Utara.

Saat acara peluncuran program bedah rumah, Djarot sempat berkeliling melihat-lihat rumah-rumah yang akan dibedah.

Secara fisik, rumah-rumah yang akan dibedah terpantau bisa dibilang tidak layak huni.

(Baca juga: Ingin Masuk Program Bedah Rumah di Jakarta, Penuhi Syarat Ini)

Hal itu terlihat dari atap yang bocor, dinding yang sudah mulai rapuh, dan kerangka bangunan yang sudah keropos.

Bahkan, ada salah satu rumah yang ketinggian lantainya lebih rendah dari ketinggian jalan gang maupun lantai rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Rumah itu diketahui milik Mala Sihombing (54).

Karena permukaan lantainya yang rendah, pintu depan rumah Mala sampai tidak muat untuk orang dewasa yang masuk dalam posisi berdiri. Orang yang ingin masuk ke dalam harus menunduk.

Kondisi di dalam rumah juga sangat gelap dan tidak ada cahaya yang masuk. Menurut Mala, lebih rendahnya ketinggian rumahnya dari permukaan jalan dan lantai-lantai rumah tetangga disebabkan jalan daerah tempat tinggalnya sudah beberapa kali diuruk.

Hal itu dilakukan karena daerah tersebut rawan banjir. Saat warga sekitar terus membangun rumah dan menyesuaikan ketinggian lantai dengan permukaan jalan, Mala tidak mampu untuk melakukan hal yang sama.

Mala merupakan janda empat anak yang sudah lama ditinggal wafat oleh suaminya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mala menjadi pedagang asongan.

"Cuma dagang teh botol jadi enggak bisa bangun (rumah)," ujar Mala.

Karena itu, ia bersyukur dipilih sebagai warga yang berhak dapat bantuan dalam program bedah rumah.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pasukan pelangi saat menghancurkan bangunan rumah warga untuk program bedah rumah di Jalan Cilincing Lama, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (17/4/2017). Pemprov DKI Jakarta memilih kawasan Cilincing sebagai lokasi peluncuran program bedah rumah karena wilayah tersebut merupakan salah satu kelurahan dengan jumlah masyarakat miskin terbanyak di Jakarta Utara.
Cilincing dipilih menjadi lokasi program bedah rumah karena wilayah tersebut merupakan salah satu kelurahan dengan jumlah masyarakat miskin terbanyak di Jakarta Utara.

Selain Mala, warga Cilincing lainnya yang menjadi pemerima program bedah rumah adalah Sofyan (40), seorang penjahit rumahan.

Kondisi rumahnya hampir sama dengan kondisi rumah Mala. Hanya saja, ketinggian permukaan lantai rumah Sofyan masih sama dengan ketinggian jalan gang dan lantai rumah-rumah tetangganya.

Sofyan merupakan penyandang tunawicara. Menurut sang istri, Rostini (26), keluarganya didatangi Ketua RT tempatnya tinggal sekitar seminggu yang lalu.

Saat itu, Rostini mengaku hanya diminta untuk menyodorkan bukti KTP dan Kartu Keluarga (KK).

Kemudian, dari pihak kelurahan meninjau dan memotret kondisi rumah Rostini. Ia bersyukur keluarganya dipilih menjadi keluarga penerima program bedah rumah.

Karena jika tidak ada bantuan itu, ia memastikan rumah yang mereka tempati tidak akan pernah bisa diperbaiki. "Suami jahit kalau ada yang minta," ujar Rostini.

(Baca juga: CSR Program Bedah Rumah Berbentuk Bahan Material Bangunan)

Program bedah rumah melibatkan petugas dari berbagai instansi yang ada di Pemerintah Provinsi DKI.

Dari mulai pasukan biru (Dinas Tata Air), pasukan oranye (Dinas Kebersihan), pasukan kuning (Dinas Bina Marga), pasukan hijau (Dinas Pertamanan), dan Dinas Merah (Dinas Perumahan).

Karena itu, mereka disebut sebagai "pasukan pelangi". Perbaikan tiap satu rumah ditargetkan selesai dalam jangka waktu 5-7 hari.

Saat acara peluncuran program bedah rumah, ada salah satu rumah warga yang tampak sudah selesai diperbaiki.

Rumah ini dijadikan sebagai rumah percontohan. Rumah yang jadi rumah percontohan ini terdiri atas tiang-tiang dan kerangka yang terbuat dari baja ringan.

Adapun dinding rumah terbuat dari material semen. Pada program bedah rumah ini, Pemerintah Provinsi DKI melakukan jemput bola.

(Baca juga: Anggaran Program Bedah Rumah Diminta Masuk di APBD DKI Jakarta)

Para Ketua RT dan RW diminta untuk mendata rumah-rumah warganya yang dinilai sudah tidak layak huni.

Program bedah rumah yang dilaksanakan oleh Pemprov DKI tidak menggunakan APBD, tetapi berasal dari CSR perusahaan swasta.

Kompas TV Apa yang Djarot Lakukan Untuk Kesehatan Warga Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com