JAKARTA, KOMPAS.com - Program bedah rumah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi dilucurkan di Cilincing, Jakarta Utara, Senin (17/4/2017) kemarin.
Data Pemerintah Kota Jakarta Utara menyebutkan, ada 83 rumah di Cilincing yang akan dibedah. Untuk tahap awal, jumlah rumah yang dibedah ada 18 unit.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjadi pejabat yang didaulat untuk meluncurkan program tersebut.
Pelaksanaan program ini dimulai dari perbaikan terhadap beberapa rumah warga yang berada di kawasan Jalan Cilincing Lama I, Cilincing, Jakarta Utara.
Saat acara peluncuran program bedah rumah, Djarot sempat berkeliling melihat-lihat rumah-rumah yang akan dibedah.
Secara fisik, rumah-rumah yang akan dibedah terpantau bisa dibilang tidak layak huni.
(Baca juga: Ingin Masuk Program Bedah Rumah di Jakarta, Penuhi Syarat Ini)
Hal itu terlihat dari atap yang bocor, dinding yang sudah mulai rapuh, dan kerangka bangunan yang sudah keropos.
Bahkan, ada salah satu rumah yang ketinggian lantainya lebih rendah dari ketinggian jalan gang maupun lantai rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Rumah itu diketahui milik Mala Sihombing (54).
Karena permukaan lantainya yang rendah, pintu depan rumah Mala sampai tidak muat untuk orang dewasa yang masuk dalam posisi berdiri. Orang yang ingin masuk ke dalam harus menunduk.
Kondisi di dalam rumah juga sangat gelap dan tidak ada cahaya yang masuk. Menurut Mala, lebih rendahnya ketinggian rumahnya dari permukaan jalan dan lantai-lantai rumah tetangga disebabkan jalan daerah tempat tinggalnya sudah beberapa kali diuruk.
Hal itu dilakukan karena daerah tersebut rawan banjir. Saat warga sekitar terus membangun rumah dan menyesuaikan ketinggian lantai dengan permukaan jalan, Mala tidak mampu untuk melakukan hal yang sama.
Mala merupakan janda empat anak yang sudah lama ditinggal wafat oleh suaminya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mala menjadi pedagang asongan.
"Cuma dagang teh botol jadi enggak bisa bangun (rumah)," ujar Mala.
Karena itu, ia bersyukur dipilih sebagai warga yang berhak dapat bantuan dalam program bedah rumah.
Selain Mala, warga Cilincing lainnya yang menjadi pemerima program bedah rumah adalah Sofyan (40), seorang penjahit rumahan.
Kondisi rumahnya hampir sama dengan kondisi rumah Mala. Hanya saja, ketinggian permukaan lantai rumah Sofyan masih sama dengan ketinggian jalan gang dan lantai rumah-rumah tetangganya.
Sofyan merupakan penyandang tunawicara. Menurut sang istri, Rostini (26), keluarganya didatangi Ketua RT tempatnya tinggal sekitar seminggu yang lalu.
Saat itu, Rostini mengaku hanya diminta untuk menyodorkan bukti KTP dan Kartu Keluarga (KK).
Kemudian, dari pihak kelurahan meninjau dan memotret kondisi rumah Rostini. Ia bersyukur keluarganya dipilih menjadi keluarga penerima program bedah rumah.
Karena jika tidak ada bantuan itu, ia memastikan rumah yang mereka tempati tidak akan pernah bisa diperbaiki. "Suami jahit kalau ada yang minta," ujar Rostini.
(Baca juga: CSR Program Bedah Rumah Berbentuk Bahan Material Bangunan)
Program bedah rumah melibatkan petugas dari berbagai instansi yang ada di Pemerintah Provinsi DKI.
Dari mulai pasukan biru (Dinas Tata Air), pasukan oranye (Dinas Kebersihan), pasukan kuning (Dinas Bina Marga), pasukan hijau (Dinas Pertamanan), dan Dinas Merah (Dinas Perumahan).
Karena itu, mereka disebut sebagai "pasukan pelangi". Perbaikan tiap satu rumah ditargetkan selesai dalam jangka waktu 5-7 hari.
Saat acara peluncuran program bedah rumah, ada salah satu rumah warga yang tampak sudah selesai diperbaiki.
Rumah ini dijadikan sebagai rumah percontohan. Rumah yang jadi rumah percontohan ini terdiri atas tiang-tiang dan kerangka yang terbuat dari baja ringan.
Adapun dinding rumah terbuat dari material semen. Pada program bedah rumah ini, Pemerintah Provinsi DKI melakukan jemput bola.
(Baca juga: Anggaran Program Bedah Rumah Diminta Masuk di APBD DKI Jakarta)
Para Ketua RT dan RW diminta untuk mendata rumah-rumah warganya yang dinilai sudah tidak layak huni.
Program bedah rumah yang dilaksanakan oleh Pemprov DKI tidak menggunakan APBD, tetapi berasal dari CSR perusahaan swasta.