Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Pengirim Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot?

Kompas.com - 27/04/2017, 08:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Karangan bunga untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat membanjiri Balai Kota DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir. Halaman Balai Kota bahkan tidak cukup untuk menampung bunga-bunga itu.

Baca juga: Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Makin Membanjiri Balai Kota Hari Ini

Siapa sebenarnya yang mengirimkan karangan-karangan bunga berisi ucapan simpati dan terima kasih itu menyusul kekalahan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017?

Toko bunga Padma yang terletak di Jalan MPR III Dalam, Jakarta Selatan, merupakan salah satu toko yang mengirimkan karangan bunga ke Balai Kota. Pemilik toko, Linda, bercerita tentang pemesan karangan bunganya.

"Pemesan bunga kami untuk ke Balai Kota dari kemarin itu lebih banyak yang perorangan. Jadi kalau atas nama company malah enggak ada deh," kata Linda kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2017).

Linda mengatakan, kebanyakan mereka memesannya secara pribadi melalui telepon dalam waktu berbeda-beda. Namun, ada juga beberapa orang yang memesan lebih dari satu dengan mengatasnamakan orang yang berbeda-beda. "Jadi ada teman mereka titip untuk pesan karangan bunga," ujar Linda.

Beberapa karangan bunga di Balai Kota memiliki tulisan yang sama. Terkait itu, Linda mengaku tidak memantau adanya kesamaan isi tulisan di karangan bunga karena terlalu banyak pesanan.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah karangan bunga yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat tertata di kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/4/2017). Karangan bunga tersebut berisi simpati warga kepada Ahok-Djarot terutama pascapilkada DKI 2017.
"Kami enggak lihat satu per satu ya. Pokoknya kami terima order, lalu konfirmasi mereka mau seperti itu ya kami kerjakan. Intinya mereka kan mau ucapkan selamat dan terima kasih saja," ujar Linda.

Linda mengaku sudah menerima banyak pesanan karangan bunga. Dia tidak tahu pasti jumlah karangan bunga yang sudah dia buat untuk dikirim ke Balai Kota. Dia memastikan jumlahnya sudah di atas 50.

Linda mengatakan pemesanan pun masih terus dia terima.

"Sampai besok pun kami sudah terima pesanan, pada mau kirim. Kami padahal sudah infokan juga karena kami enggak tahu di Balai Kota masih mau terima tidak," ujar Linda.

Kebanyakan mereka bersikeras tetap ingin mengirim. Akhirnya Linda pun mengerjakan pesanan mereka. Namun, Linda tidak bisa menjanjikan lokasi pemasangan bunga kepada pelanggannya. Sebab, karangan bunga di Balai Kota sudah begitu banyak dan memakan tempat.

"Orang saya jadinya cuma bisa sampaikan ke staf di dalam Balai Kota, tapi panitia yang menentukan posisinya," ujar Linda.

KOMPAS.com/JESSI CARINA Sebagia tanda terima dari karangan bunga Ahok-Djarot yang dikirim ke Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/4/2017).
Kaget banyak pesanan

Pemilik toko bunga Florist Lotus, Melvin, juga bercerita mengenai pesanan karangan bunga yang dia terima. Melvin mengaku sempat kaget ketika pesanan datang tanpa henti.

"Aku agak kaget respons masyarakat sampai kaya gini. Banyak juga pada telepon terus pesan," ujar Melvin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com