Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Angkutan Malam Hari Transjakarta Dikeluhkan Pengguna

Kompas.com - 03/05/2017, 11:28 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Desi (54), warga Jakarta yang berdomisili di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, membandingkan kualitas bus transjakarta yang digunakan saat jam kerja dengan yang dipakai untuk amari (angkutan malam hari).

Ditemui Kompas.com di Halte Harmoni, Selasa (2/5/2017) tengah malam, Desi menyebut amari rata-rata memakai bus lama yang kurang nyaman saat dinaiki.

"Saya kalau naik bus malam-malam begini, suka sakit kepala sendiri. Getarannya berasa banget. Kalau bus yang (warna) biru itu kan enak, lebih halus biar jalannya naik-turun," kata Desi.

Bus biru yang dimaksud Desi adalah bus merek Scania, bus pengadaan baru PT Transjakarta. Sedangkan bus yang disebut kurang nyaman itu adalah bus pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata berwarna merah.

Selain soal getaran, Desi juga menyoroti perilaku sopir yang suka rem mendadak. Biasanya, sopir rem mendadak karena jalur saat malam hari sepi dan beberapa kali ada sepeda motor yang tidak sabaran hendak memutar balik melewati jalur transjakarta.

WARTA KOTA / ANGGA BHAGYA NUGRAHA Bus transjakarta yang melayani angkutan malam hari (amari) tengah menaikkan penumpang di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014). Terkait rencana pengoperasian bus selama 24 jam, Unit Pengelola (UP) Transjakarta telah resmi mengoperasikan 18 armada transjakarta amari sejak 1 Juni.
Meski merasa kurang nyaman dengan amari, Desi mengaku terbantu dengan layanan transjakarta kini. Menurut dia, penumpang sudah tidak perlu menunggu lama hingga antrean menumpuk di halte-halte transit karena bus cepat datang dalam kurun waktu beberapa menit sekali.

"Enggak usah nunggu lama. Kalau orangnya penuh, saya tunggu bus berikutnya juga enggak apa-apa," tutur Desi.

Baca: Pengelola Transjakarta Jamin Keamanan Angkutan Malam Hari

Kompas.com sempat mencoba sendiri amari yang menggunakan bus single transjakarta warna merah. Getaran bus tersebut saat melintasi jalan yang kurang mulus memang lebih terasa ketimbang bus warna biru merek Scania.

Selain itu, beberapa komponen yang terpasang di bus warna merah juga nampak longgar. Hal itu membuat bunyi-bunyian cukup kencang jika bus terkena lubang di jalan.

Dihubungi secara terpisah, Staf Humas PT Transjakarta Wibowo menjelaskan bus yang dipakai saat ini dipastikan yang masih memenuhi standar operasi. Namun, dia berjanji akan menindaklanjuti keluhan pengguna terhadap kualitas bus amari.

"Kalau (bus) masih memenuhi standar, tentu tetap dipakai. Berkaitan dengan keluhan itu, nanti akan kami tindaklanjuti," ujar Wibowo pada Rabu (3/5/2017) pagi.

Kompas TV Transjakarta â??Sundulâ?? Mobil Hingga Ringsek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com