Apabila tingkat perbandingan yang lama cenderung positif penuh puja-puji dan atau datar, maka cenderung akan hindari sebuah komunikasi sosial yang sangat kontra bahkan dibumbui agitasi.
Ini menjadi tidak ideal, sekali lagi, bagi seorang pemimpin alias pengayom masyarakat. Sebab, sejatinya mereka harus menerapkan premis model peranan.
Dalam model peranan, setiap orang harus memainkan peran sesuai dengan "naskahnya", sehingga komunikasi interpersonal berkembang baik hanya jika individu bertindak sesuai role expectation, role demands, role skills, dan terhindar dari kerancuan peran.
Dan, kita ketahui sekaligus sepakati bersama, seorang ayah tentu harus berperan merangkul semua "anaknya" yang sedang bertikai dan jangan malah melakukan kerancuan peran dengan menunjukkan keberpihakan.
Pejabat publik umumnya adalah hasil kontestasi yang tak semua mendukungnya. Maka, kewajibannya untuk bisa merangkul semua elemen, sehingga kesenjangan informasi bisa terus terkikis dan berubah dari apriori menjadi dukungan.
Semoga sungai hikmah kebijaksaan ini yang kita pilih sekaligus reguk nikmatnya. Bukan terus berkubang dalam polarisasi cinta berlebihan dan benci fanatik.
Kita tentu berharap hamparan esok bagi kita lebih baik dari hari ini karena kita membaca hikmah, merangkum nilai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.