Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Pertama Djarot Tanpa Ahok di Balai Kota...

Kompas.com - 15/05/2017, 07:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu merupakan pekan pertama Djarot Saiful Hidayat menduduki jabatan sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta.

Djarot menggantikan Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang dipenjara karena kasus penodaan agama.

Djarot menerima surat tugas dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada Selasa (9/5/2017).

Keesokan harinya, Rabu (10/5/2017), menjadi hari pertama bagi Djarot menjalani pemerintahan tanpa Ahok.

Djarot mengawalinya dengan memimpin paduan suara bersama musisi Addie MS di Balai Kota DKI Jakarta. Konser kecil itu dimulai sejak pagi sekali.

Masyarakat yang bergabung dalam paduan suara tersebut mengenakan pakaian merah dan putih.

Dengan dipandu Addie MS, mereka semua menyanyikan lagu-lagu nasional. Djarot sempat menangis terharu ketika melihat itu.

"Bukan, saya bukan sedih ya, tetapi terharu, ini kan sebetulnya tadi itu hari pertama saya masuk sebagai Plt ya, kemudian disambut dengan semangat nasionalisme," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu.

(Baca juga: Djarot: Aksi Simpatik Pendukung Ahok Jadi "Warning" Bagi Kita Semua)

Djarot merasa warga menyambut dengan mengirimkan pesan untuk memperkuat nasionalisme, kembali ke jiwa Pancasila, dan bangga menjadi warga Indonesia, kepadanya dan masyarakat Indonesia.

Dia pun meresapi pesan-pesan tersebut. "Pesan-pesan seperti itu yang membuat saya sangat terharu ya, terharu betul," kata dia.

Setelah itu, Djarot mengumpulkan para pejabat DKI pada siang harinya. Djarot menyampaikan kepada mereka untuk tetap semangat menjalani pemerintahan meski dalam situasi yang kurang baik.

Djarot meminta mereka tetap berkomitmen melayani masyarakat. Selain itu, Djarot membahas sejumlah program strategis yang disiapkan Pemprov DKI, seperti pembangunan koridor 13 Transjakarta hingga proyek reklamasi.

Ubah pola pengaduan

Pada Jumat (12/5/2017), Djarot kembali beraktivitas di Balai Kota. Djarot mulai melayani aduan warga seperti yang biasa dilakukan Ahok.

Namun, dia mengubah pola pengaduan itu. Biasanya, Ahok akan melayani warga yang sudah berbaris untuk mengadu. Ahok melayani satu per satu yang ada dalam antrean itu.

Sementara itu, Djarot mengubahnya dengan membagi antrean ke dalam lima kelompok. Ada lima meja yang disusun di pendopo Balai Kota DKI Jakarta.

Setiap meja melayani satu bidang aduan, yakni pendidikan, kesehatan/BPJS, PTSP/perizinan, perumahan, dan pengaduan umum.

Ada petugas yang melayani aduan warga tersebut. Djarot berkeliling ke setiap meja untuk memantau dan melayani aduan warga.

(Baca juga: Djarot: Terima Kasih Telah Memberi Selamat di Atas Kepedihan, Kesengsaraan...)

Djarot menyebut pola pengaduan yang diterapkannya ini lebih cepat dan tertib. "Dengan cara seperti ini bisa lebih tertib, lebih enak, dan kami juga bisa berkonsentrasi, saya tentunya, tidak campur-campur. Artinya, saya cek tertib, bagus, fokus," ucap Djarot.

Pada siang harinya, Djarot menerima hibah 3 bus low deck dari PT United Tractor untuk digunakan PT Transjakarta.

Djarot senang karena bus model low deck begitu ramah terhadap penyandang disabilitas.

"Kami dapat bantuan tiga unit bus yang ramah pada kaum disabilitas. Saya sampaikan kaum disabilitas adalah saudara kita sendiri dan berhak mendapatkan pelayanan transportasi yang ramah," kata Djarot di Balai Kota Jakarta.

Bus low deck memiliki pintu masuk yang ketinggiannya sama dengan trotoar jalan. Hal ini akan memudahkan penyandang disabilitas dengan kursi roda untuk keluar-masuk.

(Baca juga: Djarot Janji Tindak Tegas PKL Tanah Abang)

Djarot mengatakan, bus itu akan beroperasi di jalur non-koridor. "Dan ini standarnya sudah luar negeri betul loh. London pakai seperti ini juga," ujar dia.

Djarot juga sempat mencoba menaiki bus-bus baru itu dan berkeliling di Jalan Medan Merdeka Selatan. Setelah mencoba bus itu, Djarot merasa puas.

Dia berharap warga Jakarta bisa beralih menggunakan bus transjakarta dan meninggalkan kendaraan pribadi.

Konser Kebangkitan Nasional

Pada Sabtu (13/5/2017), Djarot berkunjung ke Rusun Pesakih untuk menghadiri pembukaan Gebyar Imunisasi.

Ada 600 batita yang diimunisasi dalam kegiatan tersebut. Malam harinya, Djarot makan malam bersama para musisi Ibu Kota, seperti Addie MS, Erwin Gutawa, Maia Estianti, dan Once di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati.

KOMPAS.com/JESSI CARINA Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berbincang dengan para musisi seperti Addie MS, Erwin Gutawa, dan Cut Deviana di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Taman Suropati, Sabtu (13/5/2017).
Acara makan malam itu untuk membahas rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menggelar "Konser Kebangkitan Nasional" di Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo pada Minggu (21/5/2017).

Djarot mengatakan, konser tersebut akan digabung dengan kegiatan pencanangan Hari Ulang Tahun ke-590 DKI Jakarta.

"Ini juga melibatkan para musisi, para budayawan, seniman dan anggota masyarakat pada saat pencanangan HUT DKI Jakarta itu, sekaligus mengadakan konser kebangkitan nasional," ujar Djarot.

(Baca: Djarot Undang Musisi dan Seniman ke Rumah Dinas Gubernur DKI)

Ia juga mengatakan, rencana Pemprov DKI Jakarta menggelar konser tersebut sebenarnya terinsiprasi dari konser kecil yang digelar Addie MS secara spontan di Balai Kota DKI Jakarta.

Menurut Djarot, konser yang digelar Addie MS itu sangat menggugah semangat kebangsaan.

"Untuk menggugah kembali nasionalisme bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan ideologi Pancasila," ujar Djarot.

Kompas TV Djarot Gelar Konser Harkitnas dan HUT DKI di Kalijodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com