Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Amis, Rasa Waswas hingga Ucapan Syukur Pasca-teror Bom di Kampung Melayu

Kompas.com - 27/05/2017, 18:21 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bak luka di tubuh yang perlu proses panjang untuk memulihkannya, imbas dari sebuah tragedi tak dapat hilang dalam waktu sekejap.

Seperti halnya tragedi teror bom bunuh diri yang terjadi di terminal bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang terjadi Rabu (24/5/2017).

Meski telah tiga hari berlalu, aktivitas di terminal ini belum sepenuhnya pulih. Bukan tanpa alasan, bau amis yang masih menusuk hidung, trauma yang menimbulkan rasa waswas menjadi dua di antara banyak alasan enggannya masyarakat kembali beraktivitas di Kampung Melayu.

Bau amis

Banyak warga sekitar terminal Kampung Melayu mencium bau amis di sekitar lokasi ledakan. Sebagian warga, terutama pedagang, mengeluhkan sepi pembeli pasca-tragedi berdarah tersebut.

Bau amis sempat tercium di sekitar lokasi ledakan bom bunuh diri. Bau tersebut timbul akibat potongan tubuh pelaku teror yang berceceran di sekitar lokasi dan cipratan darah para korban yang belum sepenuhnya dibersihkan.

Hari ini, petugas kebersihan dari PT Transjakarta bergerak cepat mengatasi keluhan masyarakat ini. Demi kenyamanan, pihaknya menganggarkan dana jutaan rupiah untuk memperbaiki dan membersihkan halte tersebut.

Baca juga: Halte Transjakarta Kampung Melayu akan Disemprot Disinfektan

Sejumlah petugas mengepel lantai halte dengan cairan pembersih lantai yang sedap aromanya. Kaca-kaca dibersihkan agar terhindar dari percikan darah, hingga pengecatan halte yang dilakukan demi menghilangkan kesan mencekam akibat tragedi bom Kampung Melayu.

"Kami sengaja melakukan perbaikan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna transjakarta saat kembali dioperasikan nanti," ujar juru bicara PT Transjakarta, Bowo melalui keterangan tertulis, Sabtu.

Rasa waswas

Tragedi teror bom yang dilakukan oleh dua pelaku bernama Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam menciptakan rasa waswas masyarakat yang ingin mengunjungi Kampung Melayu.

Para penyedia hingga sopir angkutan umum terminal Kampung Melayu pun mengeluhkan sepinya penumpang.

"Dulu di sini ramai, penghasilan juga lumayan. Ini betul-betul sepi. Omzet anjlok," ujar seorang petugas pengatur waktu keberangkatan metromini, Pasaribu saat ditemui di terminal Kampung Melayu, Sabtu.

Tak hanya penyedia dan sopir angkot yang merugi, para pedagang asongan pun tampaknya terkena imbas dari sepinya terminal Kampung Melayu.

"Kemarin-kemarin orang ngasong banyak, sekarang enggak ada," lanjutnya.

Ucapan syukur

Di tengah berbagai macam keluhan para "penduduk" Kampung Melayu, masih ada ucapan syukur disampaikan seorang wanita paruh baya yang menjajakan dagangannya di dekat lokasi ledakan.

"Apapun yang terjadi saya bersyukur sekali. Tuhan masih mengizinkan saya terhindar dari mara bahaya. Saya jualan gak sampai 6 meter dari lokasi bom," ujar seorang penjual nasi sayur, Sianipar.

Ia mengatakan, sebelum serangan bom terjadi, ia dan pedagang lainnya sudah meninggalkan terminal Kampung Melayu.

"Rumah saya di Jatibening. Saya sudah pulang waktu kejadian. Padahal deket sekali. Kalau belum pulang pasti saya kena," katanya.

Baca juga: Halte Transjakarta Kampung Melayu Masih Belum Beroperasi

Tragedi teror bom bunuh diri di Kampung Melayu memang sudah berlalu. Namun entah kapan traumanya akan benar-benar hilang.

Kompas TV Jumat (26/5) sore, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi lokasi ledakan di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com