JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti sudah menjadi rahasia umum, hubungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mengalami pasang surut.
DPRD DKI Jakarta menilai Basuki atau Ahok sering membuat kebijakan tanpa berdiskusi dengan legislatif. Puncak renggangnya hubungan antara eksekutif dan legislatif itu terjadi ketika DPRD DKI Jakarta menggunakan hak angketnya terhadap Ahok.
Hak angket itu untuk membuktikan pelanggaran yang dibuat Ahok karena telah menyerahkan draft APBD DKI Jakarta 2015 bukan hasil pembahasan dengan DPRD DKI Jakarta kepada Kementerian Dalam Negeri.
Setelah kejadian itu, APBD DKI Jakarta 2015 akhirnya menggunakan peraturan gubernur dengan pagu anggaran tahun sebelumnya. Hingga kini, DPRD DKI Jakarta kerap mengkritik kebijakan-kebijakan Pemprov DKI Jakarta.
Gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, berupaya memperbaiki hubungan yang renggang itu. Meski belum dilantik, mereka sudah menggelar pertemuan dengan DPRD DKI Jakarta untuk mempererat hubungan.
Pada Sabtu (3/6/2017), Anies-Sandiaga menggelar acara buka puasa bersama di sebuah hotel di kawasan Kebayoran Baru dengan mengundang para anggota Dewan.
"Ada usul-usul yang baik mungkin sebulan sekali coffee morning atau afternoon tea atau apapun kegiatannya yang mempererat persatuan dan kebersamaan ke depan. Jadi usulnya sangat konkret, komunikasi yang terbuka, Insya Allah nanti permasalahan ini bisa kami cari solusinya," kata Sandiaga.
(baca: Apa yang Dibahas Anies-Sandi Saat Buka Puasa Bersama Anggota DPRD DKI?)
Sandiaga mengatakan dia akan mempererat hubungan antara eksekutif dan legislatif setelah menjabat nanti. Bahkan, Sandiaga mengusulkan untuk menggelar kegiatan informal yang lebih beragam.
"Saya ngusulin sembari olahraga pagi, mungkin senam, kemungkinan juga sembari makan malam," ujar Sandiaga.
Selain itu, mereka juga membicarakan permasalahan yang ada di Jakarta. Anies mengatakan para anggota DPRD memaparkan sejumlah masalah kepada dia dan Sandiaga.
"Masalah-masalah itu tidak kami bahas lebih jauh, hanya listing biasa saja. Membuat daftar, tapi komitmen kami adalah kami ingin Jakarta dibangun lewat komunikasi, lewat interaksi yang baik antar semua stakeholder," ucap Anies.
Masalah itu di antaranya mengenai bidang kesehatan sampai pembangunan di Kepulauan Seribu.
"Jadi temanya masih bervariasi. Kami tidak membahas secara detail. Tapi anggota DPRD mengungkapkan hal yang perlu mendapat perhatian dari gubernur terpilih luas sekali tadi," ujar Anies.
(baca: Anies-Sandi Akan Gunakan 100 Hari Pertama Kerja untuk Rekonsiliasi)
Dalam acara buka puasa bersama itu, hanya dua fraksi yang tidak hadir, yakni Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi Partai Nasdem.
Sebenarnya, kegiatan coffee morning untuk mempererat hubungan antara eksekutif dan legislatif sudah beberapa kali dilakukan. Pada era Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Sumarsono menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta, acara semacam itu pernah digelar.
Acara serupa juga dilakukan di masa pemerintahan Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Ketika itu, Djarot sekaligus mengundang Sumarsono untuk menjelaskan kewenangan pembahasan anggaran pada masa transisi.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan sebaiknya acara semacam itu lebih sering dilakukan.
"Kalau bisa rutin, ini sangat positif untuk jalannya pemerintahan. Hari ini di Balai Kota, mungkin besok bisa di DPRD," ujar Taufik.
Ketika itu, Taufik bersuara soal kesepakatan untuk membangun Jakarta bersama-sama. Dia tidak ingin lagi ada perseteruan apalagi bila terkait dengan Pilkada DKI 2017.
"Saya katakan kemarin ada pilihan no 1, 2, dan 3. Ini tutup sudah. Sekarang pilihannya bagaimana membangun Jakarta bersama-sama," ujar Taufik.