Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Ingin Ada Buku Braille untuk Anak-anak di RPTRA

Kompas.com - 09/06/2017, 11:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima 20.000 hibah buku anak-anak dari organisasi internasional The Asia Foundation.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat meminta yayasan tersebut untuk memberikan juga buku-buku dengan huruf braille.

"Saya tanya ke Bu Sandra (Direktur Asia Foundation), ada enggak buku berhuruf braille? Karena kita sudah komitmen bahwa disabilitas bagian dari kita juga, maka harus difasilitasi dengan infrastruktur yang baik agar sama dengan saudaranya yang tidak disabilitas," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (9/6/2017).

Djarot mengatakan Sandra akan mengupayakan buku berhuruf braille bisa masuk ke RPTRA. Hibah 20.000 buku ini nantinya memang akan disebar ke sejumlah RPTRA dan juga perpustakaan di rumah susun milik Pemprov DKI Jakarta. Djarot mengatakan saat ini Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki 198 RPTRA.

Baca: Perjuangan Para Tunanetra Membuat Al Quran Braille

Rencananya, tahun ini Pemprov DKI Jakarta akan menambah 100 RPTRA lagi. Djarot mengatakan Pemprov DKI memang fokus membangun RPTRA.

Sebab, RPTRA dinilai dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dari keluarga. Djarot juga mengatakan seperempat penduduk Jakarta adalah anak-anak.

Dia ingin buku-buku itu bisa membuat RPTRA menjadi wadah yang baik untuk anak-anak.

"RPTRA sebagai tempat bacaan yang sehat. Tempat anak-anak kita, tempat ibu-ibunya, warganya, bisa membuka jendela dunia. Itu bisa digunakan sebagai sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia," ujar Djarot.

Baca: Bantu Anak Tuna Netra, Mahasiswa ITS Buat Braille Hardware

Direktur Asia Foundation, Sandra Hamid, mengatakan mereka berminat menyumbangkan buku sejak mengetahui ada RPTRA di Jakarta.

"Kami juga sering mendengar tentang pentingnya membaca dari Bapak, Bu Vero dan Pak Ahok. Maka kami ingin berkontribusi. Kami yakin RPTRA dibutuhkan dan kami optimis komitmen pemerintah atas membaca," ujar Sandra.

Kompas TV Memiliki kekurangan, seperti penyandang disabilitas ternyata bukan berarti tak dapat bekerja secara normal.Salah satunya penyandang disabilitas tunanetra yang bekerja sebagai telemarketing di sebuah bank swasta di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Megapolitan
Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Megapolitan
Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Megapolitan
Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Megapolitan
Lantik 33 Panwascam, Bawaslu Depok Harapkan Komunikasi Efektif

Lantik 33 Panwascam, Bawaslu Depok Harapkan Komunikasi Efektif

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor, Diduga Bunuh Diri

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor, Diduga Bunuh Diri

Megapolitan
Alasan PKS Usulkan Anies untuk Pilkada Jakarta, Punya Segudang Prestasi Saat Jadi Gubernur

Alasan PKS Usulkan Anies untuk Pilkada Jakarta, Punya Segudang Prestasi Saat Jadi Gubernur

Megapolitan
Keluarga Korban Merasa Ada yang Janggal dalam Kecelakaan Maut di Basura Jaktim

Keluarga Korban Merasa Ada yang Janggal dalam Kecelakaan Maut di Basura Jaktim

Megapolitan
Motif Galang Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk: Sakit Hati karena Urusan Asmara

Motif Galang Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk: Sakit Hati karena Urusan Asmara

Megapolitan
Para Pekerja Takut Paru-paru Mereka Terpapar Debu Pelabuhan Tanjung Priok

Para Pekerja Takut Paru-paru Mereka Terpapar Debu Pelabuhan Tanjung Priok

Megapolitan
Motif Pembunuhan Imam Mushala di Kebon Jeruk: Pelaku Sakit Hati dan Dendam Selama 2 Tahun

Motif Pembunuhan Imam Mushala di Kebon Jeruk: Pelaku Sakit Hati dan Dendam Selama 2 Tahun

Megapolitan
Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu

Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com