Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi GrabCar Akui Curang dengan Abaikan Order Penumpang

Kompas.com - 28/06/2017, 11:42 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengemudi GrabCar mengakui adanya kecurangan yang mereka lakukan. Kecurangan dilakukan dengan mengabaikan order dari penumpang.

Seorang pengemudi GrabCar, Setyo, mengatakan, sistem yang diterapkan manajemen Grab mewajibkan pengemudi mengambil semua order yang masuk. Order tersebut kadang-kadang merugikan pengemudi sehingga mereka mengabaikannya. Namun Setyo mengatakan, dia tetap berusaha untuk tidak menurunkan performa demi mendapat bonus.

"Setiap order yang masuk harus kami ambil, padahal order itu merugikan kami karena kondisinya macet, harganya terlalu murah sehingga kami itu kadang diajak akal-akalan. Akal-akalan itu mendiamkan order tapi tidak menurunkan performanya," ujar Setyo saat dihubungi, Rabu (28/6/2017).

Mereka tidak menolak tetapi mengabaikan orderan yang dianggap akan merugikan karena di satu sisi mereka tidak mau terlihatnya performanya menurun. Jika performa menurun, mereka tidak berhak dapat bonus.

"Kalau kami tidak terima (order), itu menurunkan performa sehingga kami tidak mendapatkan bonus," kata Setyo.

Menurut Setyo, kebanyakan pengemudi melakukan hal yang sama agar mereka tidak rugi.

Pengemudi GrabCar lain, berinisial A, juga menyatakan hal serupa.

"Ada order masuk, misalnya jemputnya jauh, kami pikir daerah sana macet, kami enggak ambil. Jadi kami abaikan pekerjaan itu tapi performa kami enggak turun," kata A secara terpisah.

Lihat juga: Driver GrabCar yang di-Suspend Mengaku Punya Tabungan Jutaan Rupiah

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, membenarkan adanya sistem tersebut. Performa pengemudi GrabCar akan menurun apabila tidak mengambil order dari penumpang.

"Kalau untuk orderan kan mereka (pengemudi) otomatis dapat dari sistem pada saat mereka mengambil. Jadi misalnya mereka menolak atau di-reject sama pihak customer-nya, itu berpengaruh terhadap performa mereka," kata Ridzki saat dihubungi.

Sejumlah pengemudi GrabCar berunjuk rasa di depan kantor Grab Indonesia yang berlokasi di Maspion Plaza, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa kemarin pagi hingga siang. Mereka memprotes akunnya sebagai mitra pengemudi GrabCar yang tiba-tiba di-suspend atau diputus kemitraannya oleh pihak Grab sejak Senin siang.

Baca juga: Alami Suspend Massal, Pengemudi GrabCar Demo di Kantor Grab

Ridzki menyebutkan langkah memutus hubungan kemitraan dengan sejumlah pengemudi GrabCar sudah sesuai dengan prosedur. Ridzki menjelaskan, sebelum memutus hubungan kemitraan dengan ratusan pengemudi, tim khusus manajemen telah terlebih dahulu menyelidiki dugaan kecurangan tersebut.

"Kami sampaikan bahwa mitra pengemudi GrabCar yang diberhentikan sementara telah terbukti bersalah melakukan perbuatan curang yang melanggar kode etik mitra pengemudi Grab," kata Ridzki melalui keterangan tertulis pada Selasa sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com