Ia mengatakan, saat itu dalam sehari dirinya bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 200 hingga Rp 300.
"Zaman itu kalau mau makan, Rp 25 aja udah kenyang, jadi lumayan penghasilannya pas zaman itu," lanjutnya.
Baca juga: "Kring Kring Kring...Om Ontel Om?
Mulai tergusur ojek "online"
"Sudah tiga tahunan ini ojek sepeda penumpangnya jarang. Sehari dapet 5 penumpang udah syukur alhamdullilah," keluh seorang tukang ojek sepeda lainnya, Surdi.
Menurutnya, keberadaan ojek online yang semakin menjamur menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah penjmpang ojek sepeda di stasiun yang berdekatan dengan kawasan Kota Tua ini.
"Ya kami maklum sebenarnya, kan ojek online itu murah, cepat dan udah gampang kan orang mesennya. Ojek sepeda enggak bisa narik terlalu jauh," sebutnya.
Ia mengatakan, hal ini juga lah yang menyebabkan mayoritas para penarik ojek sepeda di kawasan Kota Tua berusia lanjut.
"Yang muda kan pasti enggak ada yang mau ngojek sepeda. Enakan ngojek online, banyak penumpangnya dan enggak capek. Penumpang juga seneng, Rp 4.000 udah bisa naik ojek online kan," kata dia.
Meski sepi penumpang, para tukang ojek sepeda bertekad akan terus membentuk barisan di depan Stasiun Jakarta Kota dengan topi safari dan sandal jepit yang menjadi ciri khasnya.
"Cuma ini yang kami bisa, dapetnya (penghasilan) berapapun kami tetep nunggu di depan (stasiun) sini," tutup Samto.
Baca: Ratusan Pesepeda Ontel Antar Jokowi-JK Daftar ke KPU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.