Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Bukit Duri Terakhir yang Tanpa Perlawanan...

Kompas.com - 12/07/2017, 09:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah RT 01 hingga RT 04 RW 01 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan ditertibkan pada Selasa (11/7/2017), pemerintah langsung melanjutkan pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung yang terhenti di Jembatan Tongtek.

"Langsung kami mulai, ini yang terakhir di Bukit Duri," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar kepada Kompas.com, Selasa.

Normalisasi di wilayah Jakarta Selatan sendiri sudah setengahnya rampung. Dari total panjang 19 kilometer di Jakarta Selatan, sembilan kilometer di antaranya sudah dinormalisasi.

(Baca juga: Kondisi Jalan Inspeksi yang Dibangun Setelah Penertiban Bukit Duri)

Adapun Bukit Duri sebagai wilayah dengan dampak banjir terberat ditertibkan dalam tiga tahap sepanjang 2016 hingga 2017.

Pada Januari 2016, ada 97 rumah yang digusur. Kemudian pada September 2016, ada 363 rumah digusur. Penertiban terakhir yakni kemarin, ada 355 rumah yang digusur.

Dua penggusuran pertama dilakukan dengan penuh penolakan. Meski tak ada bentrokan fisik, warga menempuh jalur hukum dengan menggugat Pemprov DKI Jakarta.

Namun, pada penertiban terakhir, warga pasrah dan menerima relokasi. Mereka kini menempati Rusun Cakung KM 2, Rusun Pulogebang, Rusun Komarudin, dan Rusun Rawa Bebek.

(Baca juga: Penertiban Bukit Duri Tanpa Penolakan )

Dengan selesainya normalisasi Sungai Ciliwung, SMAN 8 Jakarta yang selalu digenangi banjir ketika Ciliwung meluap, diharapkan tidak akan terkena banjir lagi.

Warga membongkar rumahnya sendiri sebelum ditertibkan di area bantaran aliran Sungai Ciliwung di RW 01 Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017). Setelah bangunan diratakan dengan tanah, Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) akan memulai memasang sheet pile sebagai lanjutan proyek normalisasi Ciliwung.
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Warga membongkar rumahnya sendiri sebelum ditertibkan di area bantaran aliran Sungai Ciliwung di RW 01 Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017). Setelah bangunan diratakan dengan tanah, Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) akan memulai memasang sheet pile sebagai lanjutan proyek normalisasi Ciliwung.
Penertiban Kampung Arus

BBWSCC mewacanakan normalisasi berikutnya dilakukan di Kampung Arus, Jakarta Timur. Seperti penertiban yang sudah-sudah, yakni Kampung Pulo dan Bukit Duri, Kampung Arus selama ini dilanda banjir cukup parah.

"Sembari melanjutkan rencana penertiban berikutnya di Kampung Arus, Jakarta Timur. Minggu ini kami koordinasikan dengan Wali Kota Jakarta Timur, seperti Kampung Arus itu cukup parah banjirnya, perlu dinormalisasi segera," kata T Iskandar.

(Baca juga: Sandiaga Dukung Penertiban Bukit Duri)

Berbeda dengan Kampung Pulo dan Bukit Duri, warga Kampung Arus nantinya tidak direlokasi. Sebab, semua bangunan yang berada di bantaran dan akan dibebaskan itu memiliki surat-surat. Mereka mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.

"Seluruhnya memiliki surat-surat lengkap. Tapi kami warga RW 02 mendukung sepenuhnya normalisasi," kata Ketua RW setempat, Juanda, saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Rabu (8/3/2017).

Kompas TV Ditemui di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Anies baswedan tak berkomentar banyak terkait proyek reklamasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com