Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bajaj Roda Empat di Jalanan Jakarta, Ini Kata Dishub

Kompas.com - 21/07/2017, 15:56 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, bajaj yang memiliki roda empat mulai diuji coba di Jakarta. Uji coba itu dilakukan selama 3 bulan mulai 19 Juli 2017.

"Dari organda mengajukan permohonan untuk uji coba bajaj roda empat tersebut. Makanya sekarang di lapangan sudah ada bajaj roda empat yang beroperasi, cuma masih dalam uji coba selama tiga bulan ini," ujar Sigit saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/7/2017).

Sigit menuturkan, bajaj roda empat ini merupakan bagian dari revitalisasi angkutan lingkungan. Ada belasan unit bajaj roda empat yang sudah mengantongi izin uji coba.

"Ada 17 unit yang diberikan izin uji coba operasional," kata dia.

Bajaj Qute melintas di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (25/7/2017). Qute ini difungsikan sebagai pengganti bemo yang merupakan bagian dari revitalisasi angkutan lingkungan dan saat ini ada 17 unit bajaj roda empat yang diuji coba.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Bajaj Qute melintas di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (25/7/2017). Qute ini difungsikan sebagai pengganti bemo yang merupakan bagian dari revitalisasi angkutan lingkungan dan saat ini ada 17 unit bajaj roda empat yang diuji coba.
Menurut Sigit, tak ada perbedaan lain antara bajaj lama dan bajaj baru yang berwarna biru itu. Yang membedakan hanyalah jumlah roda yang digunakan, dari tiga menjadi empat.

Dinas perhubungan DKI Jakarta belum menentukan sistem pembayaran yang akan digunakan dalam bajaj roda empat tersebut.

"Belum kami putuskan untuk sistem pembayarannya seperti apa," ucap Sigit.

Baca: Bajaj Roda Empat Akan Gunakan Aplikasi "Online" untuk Pemesanan

Bajaj roda empat yang tengah uji coba ini boleh dioperasikan di ruas jalan yang diizinkan bajaj melintas. Pada Desember 2016 lalu, Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, angkutan ini akan diberi nama angkutan lingkungan (angling).

Bajaj Qute melintas di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (25/7/2017). Qute ini difungsikan sebagai pengganti bemo yang merupakan bagian dari revitalisasi angkutan lingkungan dan saat ini ada 17 unit bajaj roda empat yang diuji coba.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Bajaj Qute melintas di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (25/7/2017). Qute ini difungsikan sebagai pengganti bemo yang merupakan bagian dari revitalisasi angkutan lingkungan dan saat ini ada 17 unit bajaj roda empat yang diuji coba.
Angling memiliki kapasitas empat penumpang, termasuk sopir. Kapasitas mesin sebesar 220 cc atau seperti mesin bajaj lama. Angling ini juga dilengkapi bagasi penyimpanan barang yang ukurannya tidak terlalu besar.

Shafruhan saat itu menuturkan, angling rencananya dilengkapi dengan mesin argo layaknya taksi. Namun, biaya tidak akan jauh berbeda dengan tarif bajaj lama.

"Tarif sama (seperti bajaj lama). Kami upayakan supaya pakai argo dan harganya murah. Ini kan angkutan lingkungan dan harus terjangkau oleh masyarakat bawah," ujar Shafruhan, Rabu (21/12/2016).

Kompas TV Ukurannya yang kecil dan bermesin mudah bermanuver di gang-gang ibu kota
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com