Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Rusun Tegaskan Tidak Boleh Jualan di Dalam Hunian

Kompas.com - 21/07/2017, 17:06 WIB
Sherly Puspita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kasubag Tata Usaha Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Tambora, Fauzi, mengatakan hunian rumah susun (rusun) tidak boleh digunakan sebagai tempat berjualan.

"Kalau aturannya jelas, tidak boleh digunakan untuk jualan," ujar Fauzi saat ditemui Kompas.com, Jumat (21/7/2017).

Dia pun mengaku telah mendapatkan informasi mengenai keberadaan warung-warung di dalam hunian rusun. Fauzi mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan pendekatan kepada warga rusun untuk memberi pemahaman soal larangan berjualan di dalam hunian.

"Kami sudah cek. Kalau memang yang dijual itu gas ya kami larang, soalnya itu kan membahayakan keselamatan," kata dia.

(baca: Kios Belum Tersedia, Warga Rusun Pesakih Berjualan di Dalam Hunian)

Fauzi menjelaskan, sebenarnya telah disediakan lahan khusus untuk lahan usaha eks warga bantaran Kaliapuran, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat tersebut.

"Jadi sudah disediakan lahan dengan biaya sewa Rp 14.000 per meternya di lantai dasar setiap blok," ucap Fauzi.

Meski demikian, dia mengakui bahwa lokasi untuk usaha itu belum dilengkapi fasilitas pendukung.

"Soalnya kan kami terima bangunan ini dari pengembang Agung Podomoro dan Sedayu ya, kosongan seperti ini. Jadi masih diusahakan untuk pengadaan kios," ujar Fauzi.

(baca: Cerita Cerobong Sampah di Rusun Pesakih ...)

Sejumlah warga Rusun Pesakih, di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, memilih berjualan di dalam huniannya. Kondisi itu terlihat di sejumlah hunian yang terletak di blok B Rusun Pesakih di mana hunian yang dijadikan lokasi berjualan terlihat semakin sempit.

"Jadi sebenarnya yang ruang hunian begini enggak boleh dipakai buat jualan. Tapi gimana, mereka kalau jualan di bawah takut barang dagangannya hilang kalau malam," ujar Ketua RT Blok B Rusun Pesakih, Rover.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta sudah menunjuk salah satu rusunawa khusus untuk pekerja yang masih jomblo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com