Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Pembunuh Balita Pura-pura Tak Tahu Penyebab Kematian Anaknya

Kompas.com - 09/08/2017, 14:49 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Faisal Amir (27), terduga pelaku pembunuhan anak kandungnya yang berumur tiga tahun sempat berpura-pura tidak mengetahui penyebab kematian anaknya.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono, Rabu (9/8/2017) menyampaikan, saat dimintai keterangan awal, Faisal mengaku tiba-tiba melihat anaknya tewas di kamar unit Apartemen Gading Nias yang dihuninya pada Selasa (8/8/2017).

Faisal mengaku sedang tidur bersama anaknya pukul 14.00 Wib dan bangun tiga jam kemudian untuk membuatkan susu.

Dalam pemeriksaan Faisal mengatakan, saat keluar untuk membuat susu lampu kamar belum dia nyalakan.

Setelah selesai membuat susu dan kembali ke kamar, Faisal mengaku baru menyalakan lampu dan melihat anaknya sudah terbujur kaku dengan bantal menutupi wajahnya.

Baca: Pria Pengangguran di Jakarta Utara Bunuh Anak Balitanya

Faisal kemudian menghubungi orangtuanya yang tinggal tak jauh dari apartemen. Mereka kemudian datang dan langsung menghubungi pihak keamanan apartemen.

Selanjutnya, petugas keamanan kemudian yang menghubungi kepolisian terdekat.

Dwiyono menyampaikan, dalam pemeriksaan itu polisi melihat kejanggalan dari keterangan Faisal.

Setelah didesak, Faisal akhirnya mengaku telah membunuh anak kandungnya karena kesal istrinya jarang pulang.

"Hasil pemeriksaan, ayah korban melakukan pembunuhan karena kesal terhadap istrinya yang jarang pulang dan dia tidak bekerja cuma mengurus bayi," ujar Dwiyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Jadwal PPDB Kota Bogor 2024 untuk Tingkat SD dan SMP

Megapolitan
ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

ART Diduga Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang, Pergelangan Kaki Patah dan Badan Sulit Gerak

Megapolitan
Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Video Viral ART di Tangerang Lompat dari Lantai Atas Rumah Majikan, Polisi Selidiki

Megapolitan
Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Maling Mengendap-endap Curi Motor di Toko Laundry Depok, Aksinya Terekam CCTV

Megapolitan
Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Pria Paruh Baya Cabuli 11 Bocah di Bogor, KPAI Soroti Soal Predikat Kota Layak Anak

Megapolitan
Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Mitigasi Bencana, Pemprov DKI Perbanyak RTH dan Transportasi Ramah Lingkungan

Megapolitan
Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Hotman Paris Sebut Teman Vina yang Diduga Kesurupan Tak Boleh Jadi Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com