Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Daripada Dihancurkan, Mending Bemo Dibawa Pulang Kampung"

Kompas.com - 16/08/2017, 07:18 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski bemo telah dilarang di Jakarta, tak semua pemilik rela menyerahkan bemonya kepada Dinas Perhubungan DKI. Sejumlah pemilik bemo tak ingin moda transportasi yang telah menghidupi keluarga mereka bertahun-tahun dihancurkan begitu saja.

"Daripada dihancurin di Rawa Buaya (Jakarta Barat), mending dibawa pulang kampung. Itu kan barang bersejarah," kata Ade, salah satu pemilik bemo, Selasa (15/8/2017).

Ia mengatakan, sejumlah pemilik bemo telah membawa pulang bemonya ke kampung halaman pada lebaran lalu dengan menggunakan mobil bak terbuka atau truk.

"Waktu dibawa pulang kami harus cari surat pengantar dulu ke Pospol, jadi kalau ada pengecekan bisa aman," kata dia.

Baca: Besarnya Setoran Membuat Sopir Bemo Enggan Beralih ke Qute

Pengemudi lain, Ilip menilai, langkah itu lebih tepat dibanding membiarkan bemonya dihancurkan dengan harga ganti rugi tak seberapa.

"Kalau dihancurkan ganti ruginya cuma Rp 2 juta. Itu nanti dapatnya Rp 1,5 juta karena katanya yang Rp 500.000 untuk administrasi. Padahal bemo itu Rp 10-20 juta masih laku, apalagi itu barang antik," paparnya.

Lihat juga: 8 Unit Bemo Masih Beroperasi di Pejompongan

Pelarangan pengoperasian bemo di Jakarta tercantum dalam Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017. Bemo dianggap bukan lagi angkutan umum. Bemo juga tidak memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor.

Meski demikian, pengemudi bemo trayek Pejompongan - Bendungan Hilir masih masih mengoperasikan bemonya. Mereka beralasan, beralih menjadi sopir qute (bajaj roda empat) seperti yang disarankan Pemprov DKI bukanlah solisi yang tepat.

"Setoran qute mahal. Kalau bemo setoran perhari cuma Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per hari. Kalau qute bisa sampai Rp 125.000, padahal kan cuma bisa bisa angkut 4 penumpang kalau qute. Kalau bemo kan bisa 6," ujar Ilip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com