Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saksi Menerima Dana Korupsi, Kenapa Masih di Luar?"

Kompas.com - 16/08/2017, 20:37 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Jakarta kembali menggelar sidang kasus korupsi refungsionalisasi kali dan saluran penghubung di Jakarta Barat, Rabu (16/8/2017).

Dalam sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Jakarta Barat menghadirkan empat orang saksi untuk terdakwa Asril Marzuki, Sekretaris Kota Jakarta Barat.

Keempat saksi tersebut adalah Geoffrey Rejoice Novena Sopija, Bendahara Pengeluaran Pembantu Sudin Pekerjaan Umum Tata Air Jakbar tahun 2013; Sukiman, PNS pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta; Saepulloh, mantan Kabag Prasarana Jakbar tahun 2013; dan Martadinata,  staf Wali Kota Jakbar.

Dalam sidang kali ini, saksi Saepulloh, Geffrey, dan Sukiman mengaku menerima aliran dana korupsi ini.

Baca: Jalan Panjang Pengungkapan Kasus Korupsi Refungsional Sungai Jakarta Barat

Mendengar pengakuan tersebut, kuasa hukum Azril, Abang Nuryasin pun mempertanyakan status para saksi.

"Saksi mendapatkan aliran dana korupsi, kenapa masih di luar (belum ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan)?" tanyanya di ruang persidangan.

Pertanyataan Abang ini lantas disambut suara riuh pengunjung persidangan sehingga membuahkan teguran dari Ketua Majelis Hakim. 

"Saya cuma minta keadilan, kalau memang mereka menerima aliran dana itu, seharusnya dinaikkan statusnya," lanjut Abang.

Seperti diketahui, pada 2013, Suku Dinas Pekerjaan Umum (Sudin PU) Tata Air Jakarta Barat melaksanakan program refungsionalisasi sungai/kali dan saluran penghubung.

Proyek ini merupakan salah satu bagian dari program pemeliharaan dan operasional infrastruktur pengendali banjir.

Program tersebut dikerjakan dalam bentuk pemeliharaan infrastruktur saluran lokal, pemeliharaan saluran drainase jalan, pengerukan, dan perbaikan saluran penghubung, serta refungsionalisasi sungai/kali dan penghubung.

Pada tahun yang sama, ditemukan bukti tak beresnya pelaksanaan program ini mulai dari perencanaan hingga pelaksanannya.

Baca: Jadi Terdakwa Korupsi, Sekretaris Kota Jakarta Barat Akan Diganti

Melalui keterangan sejumlah saksi, ditemukan proses penganggaran APBD-P 2013 dalam kegiatan refungsionalisasi sungai/kali ini tanpa perencanaan.

Indikasi korupsi pun menguat. Hingga akhirnya, sejumlah nama pejabat DKI dan pejabat kota administrastif Jakarta Barat terseret dalam kasus dugaan korupsi bernilai Rp 66,6 miliar, yang diduga merugikan negara sebesar Rp 4,8 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com