Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Banyak Orang Kritik, Pak Ahok Enggak Ada Kok Kota Tua Diobrak-abrik?

Kompas.com - 24/08/2017, 06:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyinggung soal revitalisasi Kota Tua ketika datang ke pameran di Museum Seni Rupa dan Keramik, tadi malam.

Djarot mengatakan banyak orang yang menyebut kawasan Kota Tua banyak diubah.

"Sekarang banyak orang kritik, saat Pak Ahok enggak ada kok Kota Tua diobrak-abrik? Padahal memang kita obrak-abrik karena kita revitalisasi," ujar Djarot di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jalan Poskota, Rabu (23/8/2017) malam.

Djarot menyinggung bangunan-bangunan di kawasan Kota Tua yang tidak terurus. Dia mengatakan bangunan-bangunan itu bisa diperbaiki tanpa mengubah gaya bangunan aslinya.

Nantinya, bangunan itu boleh digunakan untuk kepentingan komersial oleh pemiliknya, misalnya restoran dan ruang pameran.

 

Baca: Djarot Beri Kuis 3 Nama Gubernur, Anak Ini Jawab Ahok hingga Anies

Menurut dia, perhatian kepada museum atau cagar budaya tidak perlu selalu bertabrakan dengan kepentingan ekonomi.

Adapun, revitalisasi Kota Tua meliputi kawasan Sunda Kelapa, Waduk Pluit, Muara Baru, dan Pasar Ikan.

Dia mengatakan revitalisasi Kota Tua bisa selesai pada Oktober, sebelum dia melepas masa jabatannya.

Begitu juga dengan revitalisasi Taman Ismail Marzuki dan peresmian 100 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang akan dilakukan Oktober.

Djarot mengatakan semua proyek revitalisasi dan pembangunan ini untuk menjadikan Jakarta kota yang modern, tetapi tetap berbudaya.

 

Baca: Jalan Tiang Bendera nan Bersejarah di Kota Tua Jakarta

Dia menilai budaya lah yang menjadikan sebuah kota memiliki karakter. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuat kebijakan membebaskan PBB bangunan cagar budaya kategori A.

"Saya bilang ke Bu Tinia (kepala dinas pariwisata), segera tetapkan bangunan yang masuk cagar budaya kategori A dan untuk bangunan seperti itu kita bebaskan dari PBB. Sebagai insentif dari pemerintah," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com