Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbongkarnya Pabrik Aqua Galon Palsu di Tangsel

Kompas.com - 24/08/2017, 09:37 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polsek Cilandak membekuk empat orang pemalsu air mineral Aqua kemasn galon yang beroperasi di Jalan Kemiri I, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan.

Kapolsek Cilandak Kompol Sujanto mengatakan, selama setahun terakhir komplotan ini mengoplos air mineral produksi Aqua dengan air tanah.

"Ini berawal dari info masyarakat yang kebetulan sebagai konsumen, komplain terhadap penjual di salah satu ruko di Jalan H Gandun, Lebak Bulus, Cilandak," kata Sujanto di Mapolsek Cilandak, Rabu (23/8/2017).

Menurut konsumen tersebut, Aqua yang dibelinya dari toko "Jono" itu berasa antah dan tampak lebih keruh.

Baca: Tips Hindari Aqua Galon Palsu

Jono kemudian melaporkan dugaan air mineral palsu ini ke Polsek Cilandak kemudian membekuk komplotan ini pada 21 Agustus 2017 ketika mengantar air mineral ke Toko Jono dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Setelah melakukan penyelidikan polisi mengetahui air mineral palsu itu ternyata dikemas di sebuah pabrik rumahan milik S (28).

Dari rumah itu, galon-galon berisi air mineral palsu dikirim ke setidaknya tujuh toko, tiga di Pondok Labu dan empat di Cilandak.

Dalam sehari, S tiga anak buahnya bisa menjual 300 galon air mineral palsu dengan harga Rp 13.000 per galon. Dari harga jual itu Rp 9.000 menjadi keuntungan bersih S.

Menurut pengakuan S, otak pengoplos, ia awalnya menjual air mineral Aqua yang asli. Lama kelamaan, ia tergiur untuk memalsukannya.

Praktik pengoplosan ini dipelajarinya ketika masih bekerja di tempat pengisian air minum. Bermodal galon kosong, tutup galon palsu, serta tabung air seharga Rp 7,5 juta itu, S akhirnya bisa memalsukan Aqua.

Namun, dalam satu galon yang berisi 19 liter itu, hanya 25 persennya yang berisi air mineral Aqua, sementara 75 persennya berisi air tanah yang direbus terlebih dahulu.

Baca: Begini Cara Aqua Galon Dipalsukan

Air dari jet pump, dialirkan ke dalam tangki itu. Menurut S, tangki itu dilengkapi dengan tabung ultraviolet yang mampu membunuh kuman.

Dari tabung itu terdapat sebuah selang berfungsi untuk mengalirkan "air mineral" itu ke dalam galon.

Agar bisa dikemas seperti baru, pengoplos menggunakan penutup galon yang mirip dengan produk asli dan menggunakan alat penekan.

S mengaku membeli penutp galon itu dari seseorang bernama G dengan harga Rp 2.200 per pasang.

Karena terlibat perbuatan kriminal bersama S, G kini masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron.

Tutup dan tisu yang sangat mirip seperti aslinya ini kini ditengah diperiksa polisi terkait asal usulnya.

Sementara itu, Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, di 19 pabrik Aqua, quality control selalu dijalankan untuk mencegah kebocoran produk terutama tutup botol. "

Seharusnya ada kontrol ketat untuk itu terutama tutup botol, tutup botol harusnya memiliki kode produksi yang menentukan lokasi produksi di pabrik pembuatnya... Kalau tidak ada kode, akan sulit ditelusuri," ujar Arif.

Empat pelaku yang udah dibekuk polisi adalah S selaku pemilik modal, DP (20) dan TT (20) selaku pengoplos, serta PWT (55) selaku penjual atau pengantar.

Baca: Polisi Bongkar Pabrik Aqua Oplosan di Pondok Cabe

Dala kasus ini, polisi mengamankan toren air, mesin jet pump, set penyaring air, mobil pikap, 40 galon Aqua palsu, dua kardus isi tutup galon Aqua baru, dan empat karung isi tutup galon Aqua bekas.

Keempat pelaku dijerat Pasal 62 ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Mereka terancam hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda paling banyak Rp 5 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com