Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Gratis Bukan buat Pengguna Sepeda Motor yang Terkena Larangan

Kompas.com - 24/08/2017, 17:09 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono yakin tak ada masalah meski pihaknya tidak menambah jumlah bus gratis di sepanjang area pelarangan sepeda motor. Jumlah bus gratis yang ada dinilai sudah cukup. Bus gratis selama ini juga tidak banyak dimanfaatkan pengendara sepeda motor yang terkena dampak kebijakan pembatasan sepeda motor.

"Kami lagi lihat apakah perlu ditambah? Karena kalau dilihat dari hari ke hari, para pengguna bus gratis ini sebenarnya bukan para pengguna motor. Yang sekarang ada lebih ke arah bagaimana orang berpindah dari satu gedung ke gedung lain," ujar Budi di Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (24/8/2017).

Menurut Budi, pengguna sepeda motor akan lebih efisien dari segi waktu jika menggunakan bus transjakarta yang ada di koridor. Mereka akan mendapatkan kepastian waktu dibandingkan menaiki bus gratis.

"Prinsip bus gratis sebetulnya baik, tapi ini juga mesti dilihat penggunanya, apakah impact dari pelarangan motor ini ya. Karena naik koridor lebih cepat kok," kata Budi.

Lihat juga: Royaltrans, Bus Transjakarta untuk Mereka yang Merasa Kaya

Jumlah bus gratis yang beroperasi selama ini sekitar 5 sampai 10 unit. Budi menilai jumlah tersebut sudah cukup. Sebanyak 60 bus yang beroperasi penuh di Koridor 1 Blok M-Kota juga dinilai cukup.

Meski tidak melakukan penambahan bus, Budi yakin kebutuhan bus sebagai dampak kebijakan larangan motor masih bisa terpenuhi.

"Saya yakin, cukup walaupun kami akan amati terus ya. Intinya masyarakat engga usah khawatir, pada saat kurang kita bisa tambah (busnya)," kata Budi.

Baca juga: Dirut Transjakarta Sebut Jumlah Bus di Jalur Larangan Motor Sudah Cukup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com