Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mang Kus dan Marsiati, "Pengantin Baru" yang Bercucu 10

Kompas.com - 25/08/2017, 15:09 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keriput telah tampak di sudut-sudut wajah Mang Kus ketika pria 62 tahun tersebut meminang pujaannya, Marsiati.

Pada Jumat (25/8/2017), Mang Kus dan Marsiati menjadi peserta nikah massal yang digelar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kantor Urusan Agama (KUA) Menteng, Jakarta Pusat.

Pukul 09.00 WIB, Mang Kus dan Marsiati tiba di Kantor Urusan Agama (KUA) Menteng, Jakarta Pusat dengan mengenakan baju seadanya.

Panitia nikah masal pun menghampiri mereka dan memberikan sepasang baju pengantin khas Betawi kepada pasangan itu. 

Marsiati yang mengaku lebih tua dari Mang Kus itu mengenakan kebaya putih dengan dibantu panitia. Ia pun bersiap untuk menanti akad nikah dimulai.

Sementara itu, Mang Kus belum bersedia mengenakan baju pengantinnya. "Nanti saja-lah, kan antrenya masih lama," ujarnya.

(Baca juga: Perempuan Berusia 55 Tahun Terdaftar sebagai Peserta Nikah Massal)

Tak lama berselang, nama keduanya dipanggil untuk duduk dekat meja kecil di bagian depan ruangan. Giliran Mang Kus dan Marsiati mengikuti akad nikah pun tiba.

Terlihat seorang penghulu dan seorang saksi yang merupakan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dekat mereka.

"Kami datang hanya berdua, jadi tidak ada keluarga yang jadi saksinya," kata Mang Kus.

Menikah siri

Akad nikah Mang Kus dan Marsiati pun berjalan lancar. Mang Kus dan Marsiati tinggal di sebuah rumah kontrakan di kawasan Green Garden, Kedoya, Jakarta Barat.

Mereka menikah siri beberapa tahun lalu. "Kami sudah punya 4 anak dan 10 cucu," ujar Marsiati, Jumat.

Kini, anak-anak Mang Kus dan Marsiati tak tinggal lagi di rumah kontrakan di kawasan Green Garden. Anak-anak mereka sudah berumah tangga dan tinggal terpisah.

Mang Kus bekerja sebagai pemulung botol bekas di kawasan tersebut. Dengan penghasilan kecil, Mang Kus dan Marsiati seolah terseok-seok dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Kalau mau nikah kami enggak punya uang. Apalagi istri saya ini sakit tumor rahim, baru saja diangkat tumornya itu," kata dia.

Selain itu, beberapa tahun lalu, banjir besar melanda daerah tempatnya tinggal dan menyebabkan surat-surat berharganya raib, termasuk surat keterangan nikah sirinya.

"Karena surat itu hilang kami jadi bingung juga mengurusnya. Apalagi kalau mau nikah, bingung bagaimana ngurusnya," ucap Mang Kus.

Beberapa pekan lalu, ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya memberi tahu mengenai program nikah massal gratis.

(Baca juga: Ada Pasangan yang Memaksa untuk Ikut Nikah Massal di KUA Menteng)

Mang Kus mengaku bahagia akhirnya bisa menikah dan dicatat KUA. "Kalau enggak ada program begini mana mungkin kami bisa menikah," ucap Mang Kus sambil menampilkan senyum semringah.

Hari ini, 103 pasangan menjadi peserta nikah massal di KUA Menteng. Sebanyak delapan penghulu dari KUA Menteng menikahkan ke-103 pasang ini.

"Jadi nanti menikahkannya per delapan-delapan pasangan secara bersamaan mengingat pasangan yang menikah kan jumlahnya cukup banyak," ujar seorang panitia, Imas M. Nur, Jumat.

Kompas TV 49 pasangan mengikuti nikah massal di Poso, Sulawesi Tengah. Seluruh pasangan adalah suami istri yang sudah menikah, tetapi belum tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 49 pasangan yang menikah massal, terdiri dari pasangan berusia 37-57 tahun. Diiringi anak-anak mereka, semua pasangan mengikuti nikah massal setelah diberi tuntunan nikah oleh bupati Poso, Darmin Sigilipu. Nikah massal digelar di Desa Barati, Pamona Tenggara. Seluruh pasangan pengantin mengenakan busana tradisional khas suku masing-masing, mulai dari Suku Bali, Suku Pamona Poso, dan Suku Tator. Seusai menikah, seluruh pasangan mendapatkan akta nikah secara gratis, tanda pernikahan sudah tercatat secara sah oleh negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com