Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu Pesawat Rusak, Garuda Indonesia Surabaya-Jakarta "Delay" 10 Jam Lebih

Kompas.com - 31/08/2017, 19:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Garuda Indonesia GA 311 Surabaya-Jakarta mengalami keterlambatan jadwal penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya, sekitar sepuluh jam lebih.

Penerbangan pesawat yang seharusnya berangkat pukul 10.05 WIB tadi pagi terpaksa ditunda karena ada masalah teknis pada pintu pesawat jenis Airbus tersebut.

"Kami (penumpang) GA 311 Surabaya-Jakarta seharusnya boarding 09.35 sampai saat ini belum diberangkatkan. Tidak ada kepastian, dari delay setengah jam, satu jam, dua jam, sampai diundur lagi 16.30, sudah sabar ternyata masih diundur lagi 17.00," kata salah satu penumpang, Sarinah Dewi, kepada Kompas.com pada Kamis (31/8/2017) malam.

Dewi memperhatikan, pesawat lain dengan rute yang sama, yaitu Surabaya-Jakarta, malah terbang seperti bisa.

Mereka yang sudah berangkat adalah penumpang Garuda Indonesia Surabaya-Jakarta dengan jadwal setelah pesawat Dewi.

"Menurut kami seharusnya kami yang telah lelah menunggu bisa diberangkatkan dengan pesawat lainnya dan penerbangan berikutnya," tutur Dewi.

Baca: Ratusan Penerbangan Delay, Sejumlah Bandara Buka Hingga Pukul 24.00

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan GA 311 terlambat terbang hingga berjam-jam karena ada masalah elektrifikasi pada pintu pesawat.

Perbaikan masih berlangsung karena pihaknya tidak bisa mencari pesawat lain sebagai ganti pesawat tersebut.

"Kami mohon maaf, memang ada masalah teknis dan kami harus pastikan pesawat benar-benar aman sebelum terbang. Penerbangan di long weekend ini juga padat, sehingga pesawat lain sudah penuh semua," ujar Ikhsan.

Dia menjanjikan, pesawat GA 311 dapat terbang ke Jakarta dari Surabaya pada pukul 20.45 WIB malam ini.

Baca: Kendala Teknis, Garuda Indonesia Tunda Penerbangan Langsung Jakarta - Banyuwangi

Pihaknya mengaku telah memberikan kompensasi sesuai Peraturan Menteri Perhubungan bagi penumpang yang terlambat terbang, mulai dari makanan ringan, makanan berat, hingga uang tunai Rp 300.000.

"Total penumpang 220-an orang, karena Airbus cukup besar kapasitasnya. Tadi sudah ada 60-an penumpang yang dimasukkan ke penerbangan lain, jadi yang nanti malam itu kami memberangkatkan 160-an penumpang dengan GA 311," ucap Ikhsan.

Kompas TV Lion air adalah salah satu maskapai penerbangan yang punya berderet catatan buruk tentang keterlambatan sampai penundaan terbanyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com