TANGERANG, KOMPAS.com - Perubahan layanan porter menjadi airport helper di Bandara Soekarno-Hatta dilakukan dalam rangka peningkatan standar bandara di Indonesia agar setara dengan bandara internasional di negara lain.
Bandara Soekarno Hatta ingin menghilangkan porter dan mendorong calon penumpang mandiri saat proses check in hingga boarding.
Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi menjelaskan bandara internasional di luar negeri sudah tidak menggunakan jasa porter.
Menurut Agus, calon penumpang di bandara internasional di luar negeri melakukan semuanya sendiri, mulai dari mengambil troli, proses check in di counter, hingga boarding.
"Di Malaysia dan Singapura contohnya, tidak ada (porter), penumpang yang mandiri. Tapi kami sadari bahwa tentu di sana berbeda, semua sudah dibuat mudah. Nunggu bagasi tidak lama dan sebagainya," kata Agus, kepada Kompas.com, Jumat (8/9/2017).
(baca: Harapan "Airport Helper", dari Kejelasan Gaji hingga Penyediaan Air Minum)
Berbagai kemudahan itu, kata Agus, masih dikejar oleh pengelola bandara yang ada di Indonesia, termasuk AP II. Hal itulah yang mendasari diubahnya fungsi porter menjadi airport helper di Bandara Soekarno-Hatta mulai 1 September 2017.
Agus menjelaskan, tugas airport helper tidak jauh berbeda dengan pekerjaan porter, yakni membantu mengangkat barang bawaan calon penumpang dari lobi terminal hingga area check in, sebelum didaftarkan pihak maskapai untuk masuk bagasi.
Bedanya, layanan helper ini tidak berbayar alias gratis dan helper tidak diperkenankan menerima tip dari pengguna jasa bandara.
"Jadi, yang kami lakukan adalah penumpang juga teredukasi untuk bisa mandiri, seperti di Terminal 3. Helper membantu, katakanlah ada barang yang berat dari mobil ke troli, setelah itu didorong ke dalam," ujar Agus.
Para helper di Bandara Soekarno-Hatta juga dilatih cara melayani orang. Hal itu diperlukan karena pada tahap awal helper beroperasi, mereka masih dalam masa transisi dari sebelumnya sebagai porter, di mana mereka meminta bayaran dan menerima tip atas jasanya.
"Untuk kasus-kasus tertentu seperti manula, ibu hamil, penumpang yang tidak fit atau sakit, kami prioritaskan untuk dilayani," ucap Agus.