Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot dan Kisah "Jalan Sekolah", Upaya Membebasan Sekolah dari Bangunan Liar

Kompas.com - 07/10/2017, 15:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Untuk berangkat ke sekolah, anak-anak SMPN 39 Jakarta dulu  harus melewati rintangan yang "tak biasa". Mereka harus melewati lingkungan kumuh, seperti WC jorok, dapur milik warga, hingga sungai. 

Namun kisah itu segera berakhir. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat senang karena jalan inspeksi yang menghubungkan Jalan KH Hasyim Asyari dan Jalan Suryopranoto telah selesai dibangun. 

Anak-anak semakin dimudahkan untuk menuju sekolah mereka. Bangunan liar yang berada di sepanjang perjalanan mereka telah digusur. 

Walau sempat dihujani kritik karena dianggap hobi menggusur, Djarot menekankan pilihan yang lebih manusiawi yaitu membebaskan lingkungan sekolah dari bangunan kumuh. 

Jalan yang diberi nama Jalan Sekolah ini kini menjadi akses baru yang lebih menyenangkan bagi siswa SMPN 39 yang dulu dipenuhi bangunan-bangunan liar. 

Baca juga: Dulu Harus Lewati WC Umum dan Dapur, Siswa SMP Ini Kini Punya Jalan Baru

Bangunan-bangunan liar itu ditertibkan agar Pemerintah Kota Jakarta Pusat bisa membangun Jalan Sekolah.

"Kalau (bangunan liar) dibiarkan, apakah ini manusiawi? Ini kan melanggar hak anak-anak sekolah. Ke sekolah harus jalan kaki lewat WC umum, dapur orang, manusiawi enggak?" ujar Djarot saat peresmian Jalan Sekolah, Petojo Utara, Sabtu (7/10/2017).

Dia menyinggung sindiran orang yang menyebut dia dan Ahok sebagai tukang gusur yang tidak manusiawi.

Menurut dia, justru tidak manusiawi kalau membiarkan bangunan liar itu berdiri sehingga mengganggu akses pelajar. Djarot mengatakan pemerintah harus tegas terhadap oknum yang mengokupasi jalan seperti itu.

"Sekali lagi saya mohon maaf kalau selama ini tindakan yang kita lakukan mungkin menyakitkan. Tapi itu jauh lebih manusiawi," kata Djarot.

Demi pembangunan jalan ini, Pemkot Jakarta Pusat menertibkan 8 bangunan permanen dan 20 bangunan semi permanen.

Selain itu, Pemkot Jakpus juga membebaskan 218 meter tanah milik Kongregrasi Misionaris Bunda Hati Kudus. Kini, jalan inspeksi sepanjang 600 meter itu sudah selesai dibangun dan bisa digunakan. 


Jalan Sekolah ini mulai diperbaiki sejak tahun 2016. Sejak saat itu, bangunan SMPN 39 juga ikut direhabilitasi total.

Untuk sementara siswa SMPN 39 belajar dengan cara menumpang di sekolah lain terlebih dahulu.

Setelah bangunan sekolah selesai, mereka bisa berangkat ke gedung sekolah yang baru dan dengan akses jalan yang baru.

Kompas TV Adapun agenda gubernur diawali dengan bersepeda dari rumah dinas Gubernur DKI Jakarta menuju Situ Lembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com