Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Anies Bereskan Pasar Asemka?

Kompas.com - 23/10/2017, 08:57 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa Pasar Pagi Asemka menjadi pusat grosir di Jakarta yang semrawut. Pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar. Kios-kios semi permanen didirikan di bawah flyover hingga parkir sembarangan telah membuat arus lalu lintas di sekitar pasar menjadi tak karuhan.

Penertiban kawasan itu telah berulang kali dilakukan. Tahun 2013, Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tak henti-hentinya mengupayakan penertiban kawasan itu. Namun para pedagang enggan direlokasi. Hingga tahun 2014 tak ada hasil yang melegakan.

Perputaran uang yang besar di kawasan itu agaknya menjadi salah satu pemantik penolakan pedagang direlokasi.

Agung, salah satu pedagang di Asemka yang ditemui Kompas.com pada Rabu (11/6/2014) lalu, menolak rencana relokasi. Agung mengatakan, keuntungan yang ia dapat di lokasi berjualan yang sekarang dapat mencapai Rp 10 juta setiap bulan.

Hingga penghujung pemerintahan gubernur dan wakil gubernur DKI periode 2012-2017 penertiban masih diupayakan. Pada 19 September 2017 para pedagang yang mendirikan kios di bawah flyover Pasar Pagi Asemka direlokasi.

Anehnya, para pedagang hanya dipindahkan ke ujung kolong flyover. Letaknya tak jauh dari lokasi semula, hanya dibatasi jalan yang lebarnya tak lebih dari lima meter.

Pembangunan kios-kios semi permanen baru yang kemudian disebut sebagai lokasi sementara (loksem) ini ternyata mendapat persetujuan Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi.

"Enggak apa-apa kan (kolong flyover) dimanfaatkan, dari pada jadi semak belukar," ujarnya saat ditemui di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (22/10/2017).

Baca juga : Wali Kota: Kolong Flyover Asemka Dimanfaatkan daripada Jadi Belukar

Padahal, aturan tentang ketertiban dalam berdagang tersebut telah tertuang dalam Perda 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum. Dalam Pasal 25 perda itu disebutkan bahwa setiap orang atau badan dilarang berdagang, berusaha di bagian jalan/trotoar, halte, jembatan penyebrangan orang dan tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya di luar ketentuan.

Anies Terkejut

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkejut ketika mendengar kabar kolong flyover itu jadi tempat kios-kios didirikan.

"Wah di bawah flyover, dimana itu," ujar Anies saat menghadiri acara haul 50 tahun KH Mansyur di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Minggu.

Ia makin terkejut ketika mengetahui pembangunan kios-kios tersebut atas persetujuan Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi. Anies bahkan berjanji akan mengecek langsung pasar yang terletak di Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat itu.

"Wah nanti saya cek ke sana, iya nanti ke sana," sebut Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com