Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik untuk Film Diharapkan Tak Mematikan Kreativitas Para Sineas

Kompas.com - 23/11/2017, 20:43 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, berharap kritik film tak sampai mematikan kreativitas para sineas. Ia berharap, sineas Tanah Air tidak menghentikan kreativitasnya dalam menggarap film bertemakan anak-anak.

Apalagi saat ini sudah sangat sulit menemukan film anak-anak yang mendidik. Demikian disampaikan Seto Mulyadi atau Kak Seto di Jakarta, Kamis (23/11/2017), menanggapi polemik warga terkait film anak-anak "Naura & Genk Juara". 

"Film ini menerima kritikan silakan, tapi mohon jangan terkesan hanya dicari-cari yang justru akan mematikan kreativitas produser-produser yang sudah mencoba di tengah kekosongan film anak, mencari jalan, terus dimatikan," ucap Kak Seto.

Kritik terhadap film "Naura & Genk Juara" yang dianggap menyudutkan salah satu agama, memang membuat produser dari film tersebut, Handoko Hendroyono, mengaku menjadi tak percaya diri untuk membuat film serupa ke depannya.

Baca juga : Kak Seto Ungkap Nilai Lebih di Film Naura & Genk Juara

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.
"Rasa percaya diri kita cukup terganggu dengan adanya kritikan ini," kata Handoko.

Padahal menurut Handoko, dalam proses penggarapan film hingga film ditayangkan, pihaknya sudah berkomunikasi terlebih dahulu dengan lembaga sensor film. Dan film tersebut dinyatakan layak untuk ditonton oleh anak-anak.

"Di film musikal itu ada kebersamaan yang sangat besar, dan kami membawanya dengan kegembiraan yang besar," kata Handoko.

Kak Seto menilai, kritikan yang timbul memang bisa mengurangi rasa percaya diri para sineas Tanah Air untuk berkreativitas. Pasalnya, kritik yang mengemuka saat ini justru terkait pendeskreditan salah satu agama.

"(Ada) kekhawatirannya akan mengurangi rasa percaya diri para pembuat film, padahal film yang dihasilkan sangat mendidik," kata Kak Seto.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com