Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Berhati-hati Terbitkan Regulasi Ojek "Online"

Kompas.com - 24/11/2017, 18:06 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Dharmaningtyas mengatakan, pemerintah harus hati-hati dalam memberikan regulasi untuk ojek online.

"Dengan memberikan regulasi sama saja pemerintah mengakui bahwa roda dua (sepeda motor) yang di gunakan ojek online sebagai sarana transportasi umum," kata Dharma kepada Kompas.com, Jumat (24/11/2017).

"Ini harus disikapi dengan baik dan bijak mengingat tiap tahun motor menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas, belum lagi dengan tingkat fatalitasnya," tambah Dharma.

Para pengemudi ojek online yang bergabung dalam beberapa komunitas meminta pemerintah membuat aturan seperti yang sudah dilakukan pada taksi online. Selain agar diakui keberadaannya, langkah itu dianggap penting untuk melindungi pengemudi dari perlakuan perusahaan aplikasi yang diklaim semena-mena, terutama soal aturan dan tarif.

Sejumlah pengemudi berunjuk rasa di depan Istana Negara untuk menyampaikan hal itu kemarin. Pihak Istana sepertinya memberi lampau hijau untuk itu.

Baca juga : Pengemudi Ojek Online Dapat Angin Segar dari Istana soal Regulasi

Menurut Dharma, fenomena ojek online harusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk bersikap tegas. Pemerintah harus fokus mendorong perbaikan transportasi umum.

"Pemerintah harus bisa mendorong masyarkat menggunakan transportasi umum, caranya dengan membenahi semuanya, mulai dari armada, fasilitas, lalu kenyamanannya," papar Dharma.

Dia mengatakan sangat tidak setuju bila pemerintah melegalkan ojek online sebagai transportasi umum. Selain karena fatalitas, tingkat kenyamananya pun tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Saya salah satu orang yang tidak setuju bila motor dilegalkan jadi transportasi umum. Kalau sampai ya (dibuat regulasi) berarti hanya Indonesia saja negara yang mengakui hal itu. Harusnya pemerintah bisa hadir dan memberikan peran lebih soal ini," kata Dharma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com