Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Kebijakan Tak Bisa Ecek-ecek, Harus Banyak TGUPP yang Kerjakan

Kompas.com - 27/11/2017, 21:30 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, dia dan Gubernur DKI Anies Baswedan memerlukan banyak orang buat posisi tim gubernur untuk percepatan pembangunan (TGUPP). TGUPP nanti akan berperan dalam setiap tahap pembuatan kebijakan yang berkualitas.

"Jadi, ketika kebijakan planning, doing, checking, and action/PDCA-nya jalan gitu dan ini enggak bisa ecek-ecek gitu, harus memang banyak (TGUPP) yang ngerjain," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/11/2017).

Meski begitu, Sandi belum mau merinci tugas-tugas yang akan diemban TGUPP di era kepemimpinan mereka. Dia menyampaikan, tugas itu akan dituangkan dalam peraturan gubernur yang sedang dirancang.

Baca juga : Ditanya Timses Dicurigai Bakal Masuk TGUPP, Anies Bungkam

Sandi juga belum memastikan apakah jumlah anggota TGUPP akan tetap 73 orang seperti yang direncanakan saat ini atau ada pengurangan.

"(Soal jumlah anggota) keputusan akhirnya kan di pembahasan. Kami sih merasa perlu ya karena ada 4 tim, ada analis-analis nanti yang diperlukan, dan kami mau bahwa TGUPP ini jadi kayak delivery unit-nya kami," kata Sandi.

Anggaran untuk TGUPP menjadi salah satu yang disoroti anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta dalam rapat pembahasan anggaran. Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Santoso meminta jumlah personel anggota tim itu dievaluasi.

"Kami melihatnya terlalu gemuk personel Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan," ujar Santoso.

Baca juga : Ketua TGUPP: Beban Kerja Tim Gubernur Lebih Besar dari Jumlahnya

Usulan personel TGUPP sebanyak 15 di tingkat provinsi, 30 di tingkat kota dan kabupaten, dan 28 yang dibagi ke dalam empat bidang. Namun, tim yang ada di tingkat kota itu juga akan dilebur di tingkat provinsi.

Anggota Banggar lainnya, Bestari Barus, juga mengkritisi rencana TGUPP Anies-Sandi. Jika jumlah TGUPP bertambah banyak pada pemerintahan saat ini, Bestari khawatir peran Anies sebagai gubernur dikalahkan TGUPP. Dia tidak mau TGUPP malah menekan kinerja SKPD yang lebih dulu ada.

Selain itu, jumlah TGUPP yang terlalu banyak juga akan membuat proses pengambilan keputusan menjadi sulit.

"Kalau terlalu banyak referensi nanti tidak bisa mengambil keputusan secara arif," ujar Bestari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com