Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjaga Pintu Air Manggarai Hadapi Musim Hujan 2007 dan 2017

Kompas.com - 13/12/2017, 13:26 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjaga pintu air Manggarai Jamal mengatakan, dirinya lebih mudah bekerja, ketika pintu air di sana ditambah pada 2015. Dia dan rekan-rekannya lebih mudah mengendalikan debit air yang masuk ke Ibu Kota.

Bertambahnya pintu air membuat kapasitas tampung pintu air Manggarai yang sebelumnya 305 kubik per detik menjadi 507 kubik per detik.

"Jadi aliran akan lebih cepat surut," ujar Jamal saat ditemui Kompas.com di pintu air Manggarai, Rabu (13/12/2017).

Jamal membandingkan kondisi kini dengan kondisi tahun 2007. Dia mengatakan, saat itu intensitas hujan jauh lebih tinggi dibanding hujan yang turun pekan ini. Belum lagi, hanya ada dua pintu di pintu air manggarai.

Baca juga : Antisipasi Banjir Kiriman, Lima Pintu Air Dibuka di Manggarai

Hal itu membuat penjaga kesulitan mengendalikan air yang berasal dari bendung Katulampa dan pintu air Depok.

"Kalau 2007 kemarin susah lah mengatur debit air. Dulu kan kami masih punya dua pintu saja," ujar Jamal.

Baca juga : Musim Hujan, Pintu Air Manggarai Masih Aman

Saat ini, ada lima pintu air di pintu air Manggarai. Dari catatan Kompas.com, banjir 2007 merupakan salah satu banjir terparah yang melanda Jakarta. Akibat peristiwa itu, tidak sedikit warga yang menjadi korban, baik itu hilang maupun meninggal dunia.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah rumah hanyut, infrastruktur rusak, serta proyek konstruksi yang sedang berjalan memerlukan biaya lebih besar dan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com