Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Kesehatan: 30 Persen Rumah di Jakarta Belum Miliki MCK

Kompas.com - 13/12/2017, 22:16 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, masih ada 30 persen masyarakat yang belum memiliki sanitasi berupa fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) di DKI Jakarta.

Koesmedi tak menyebut daerah mana yang paling banyak belum memiliki MCK. Namun, kata dia, daerah yang banyak dialiri sungai menjadi daerah yang paling banyak yang belum memiliki MCK.

"Ada 70 persen yang sudah ada sanitasi. Saya enggak hapal di mana saja kalau yang 30 persen. Tapi biasanya daerah yang banyak dialiri sungai. Misalnya Cengkareng itu ada rumahnya di atas rawa. Mereka enggak punya WC. Kalaupun ada WC pembuangannya tetap di sungai atau rawa," ujar Koesmedi kepada Kompas.com, Rabu (13/12/2017).

Koesmedi mengatakan, tercatat baru empat kelurahan di Jakarta yang benar-benar telah memiliki sanitasi yang baik. Ini dilihat dari adanya fasilitas MCK serta tempat penampungan kotoran yang ditampung dalam sebuah tempah khusus seperti septic tank.

Baca juga : Sampah sampai Kotoran Manusia Bikin Mampet Saluran Air di Kampung Pulo

Setiap tahunnya, kata Koesmedi, terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang telah memiliki fasilitas MCK di rumahnya. Hal itu tak terlepas dari sosialiasi yang dilakukan Dinas Kesehatan.

Koesmedi mengatakan, petugas dari Dinas Kesehatan melalui posyandu, dan Puskesmas serta sejumlah komunitas masyarakat terus menggalakan pentingnya fasilitas sanitasi untuk hidup bersih.

"Kami terus sosialisasikan. Ini juga sejalan dengan program Kementerian Kesehatan melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat," ujar Koesmedi.

Baca juga : Sandi: Ada Pasar yang MCK-nya Tikus Saja Mau Masuk Jadi Belok Kanan

Kompas.com, Rabu siang mendatangi wilayah Kampung Pulo. Di wilayah itu terlihat lingkungan yang kotor mulai dari sampah yang menumpuk di Sungai Ciliwung hingga kotoran manusia di saluran air.

Sejumlah petugas PPSU Kelurahan Kampung Melayu yang kerap bertugas membersihkan sampah di kawasan itu mengatakan kerap menemukan kotoran manusia di saluran air.

Sebagian rumah warga di wilayah Kampung Pulo memang tidak memiliki fasilitas MCK. Namun, saat ini sudah ada WC umum yang disediakan di beberapa titik yang seharusnya dapat dimanfaatkan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com