Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Jalan Keluhkan "Contraflow" di Jalan Bekasi Timur Raya

Kompas.com - 04/01/2018, 13:12 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rekayasa lalu lintas dengan sistem contraflow di Jalan Bekasi Timur Raya, Jakarta Timur, membuat arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan di kawasan tersebut macet. Sistem contraflow itu diterapkan untuk mengatasi kemacetan dari dampak pembangunam flyover Cipinang.

Kondisi itu dikeluhkan beberapa pengguna jalan yang setiap hari melintas di ruas tersebut. Salah satunya Ridho, warga Jatinegara yang bekerja di kawasan Buaran, Jakarta Timur.

"Jalan ini kan sudah kecil, kalau satu ruas dibagi dua untuk contraflow makin makin parah jadinya," kata Ridho kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2018).

"Saya tiap hari lewat sini (Bekasi Timur) karena kerja di Buaran. Kalau pagi dan sore itu benar-benar panjang macetnya," ujar Ridho.

Baca juga : Imbas Proyek Flyover Cipinang, Contraflow Diterapkan di Jalan Bekasi Timur Raya

Samuel, pengguna sepeda motor yang melintas di kawasan tersebut juga mengutarakan hal senada. Menurut dia, sistem contraflow hanya membuat kemacetan makin parah.

"Kalau sudah macet, motor saja tidak bisa bergerak karena jalannya memang kecil dan yang lewat sini itu banyak. Harusnya cari solusi lain biar tidak menumpuk, seperti melarang kendaraan besar lewat sini sebelum flyover selesai," ujar Samuel.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi, arah dari Pondok Kopi menju Cipinang atau Jatinegara menjadi lebih padat akibat penyempitan jalan karena digunakan untuk contraflow. Kepadatan terlihat mengular sampai satu kilometer.

Kemacetan makin menjadi saat ditambah adanya penyumbatan arus karena sejumlah kendaraan berputar arah dari Rawamangun menuju Jatinegara.

"Mungkin harusnya dikasih waktu, jadi contraflow hanya saat malam hari saja dan tidak ganggu lalu lintas sekitar," kata Maya, pengendara ojek online yang biasa melintas di wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com