Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Penyidik KPK, Empat Pria Ini Peras Tersangka Kasus Korupsi

Kompas.com - 06/02/2018, 19:18 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Empat pria bernama Harry Ray Sanjaya (45) asal Depok, Abdullah (47) asal Depok, Exitamara Rumzi (48) asal Pekanbaru, dan Dasril Dusky (52) asal Jambi bersekongkol melakukan pemerasan dengan modus mengaku penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Keempat tersangka ditangkap di Hotel Mercure, Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (6/2/2018) sekitar pukul 01.30," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa.

Argo mengatakan, penangkapan keempat tersangka berdasarkan laporan polisi LP/708/II/2018/PMJ/Dit. Reskrimum yang dibuat pelapor bernama Salman Alparisi Agusjaya.

Pelapor merupakan tersangka kasus korupsi yang tengah ditangani KPK. Meski demikian, Argo tak menjelaskan kasus korupsi apa yang tengah menjerat Salman.

Baca juga: Pengacara Novanto Laporkan Lebih dari 25 Penyidik KPK ke Polisi

"Yang jelas ini belum ada indikasi kalau pelapor tersangkut kasus korupsi yang berhubungan kasus Zumi Zola (Gubernur Jambi)," kata Argo.

Ia menjelaskan, awalnya pelapor dihubungi salah satu tersangka, Dasril. Kepada pelapor, Dasril mengaku memiliki rekan penyidik KPK yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami pelapor.

Selanjutnya, pelapor tertarik dikenalkan dengan penyidik KPK yang dimaksud Dasril. Pelapor pun berangkat dari Jambi menuju Jakarta untuk menemui rekan Dasril bernama Heru.

"Kepada pelapor, Heru mengaku memiliki dua orang kenalan penyidik KPK yang dapat membantu pelapor. Setelah bertemu Heru, pelapor dibawa ke Hotel Mercure untuk bertemu dengan 2 orang yang mengaku penyidik KPK dan mengaku bernama Imam Turmudi dan Irawan," katanya.

Baca juga: Ungkap Kasus Novel Baswedan, Kapolda Minta Penyidik KPK Kerja Sama

Menurut Argo, hanya Dasril yang menggunakan nama asli saat beraksi. Tiga tersangka lainnya menggunakan nama samaran.

Setelah bertemu dengan para tersangka, pelapor dimintai uang Rp 150 juta. Pelapor sudah mentransfer Rp 10 juta ke rekening tersangka atas nama Abdullah dengan dalih akan digunakan untuk biaya menyelesaikan kasus.

"Namun, kemudian pelapor merasa curiga karena merasa ditipu dan diperas para tersangka. Pelapor melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya," ujar Argo.

Dari tangan para tersangka, polisi mengamankan 7 ponsel, uang tunai Rp 6 juta, 3 jam tangan, 3 KTP atas nama para tersangka, 4 SIM A dan C atas nama tersangk,a dan 6 amplop yang berisi surat perintah penyidikan KPK palsu.

Kompas TV Saat mengusut kasus dugaan suap pengesahan RAPBD yang menyeret Gubernur Jambi Zumi Zola, penyidik KPK berhasil mengumpulkan sejumlah barang bukti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com