Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertani di Ibu Kota, Tetap Menanam meski Hasil Tak Menentu

Kompas.com - 15/03/2018, 15:44 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja sebagai petani mungkin sesuatu yang jarang didengar bagi sebagian warga kota Jakarta.

Namun, di beberapa wilayah Ibu Kota, menjadi petani terutama menanam padi, masih jadi pilihan bekerja sebagian warga.

Sunardi (40) salah satunya. Warga asli Pusaka Ratu, Subang ini datang ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Namun, karena keahliannya di kampung sebagai petani, kehidupan bertani tetap jadi pilihannya mencari nafkah.

"Waktu saya ke Jakarta inginnya bekerja beda, tetapi ternyata ketemu sawah juga di sini (Cakung Timur) sebelum sekarang jadi perumahan. Sudah hampir 15 tahun bekerja," ucap Sunardi.

Baca juga : Masih Ada Sawah, DKI Akan Buat Wisata Agro Saat Asian Games

Hal yang sama disampaikan Tarsono (30), warga Indramayu. Ia datang ke Jakarta untuk membantu kakeknya, Warsiman, menggarap satu hektar petak sawah di Jalan Inspeksi Timur, Cakung, Jakarta Timur.

"Di kampung sebenarnya masih ada lahan. Masih sering pulang pergi ke Indramayu untuk bertani juga. Saya ke sini ikut istri. Dan ada kakek garap sawah, saya bantu-bantu daripada menggangur," ucap Tarsono.

Baik Tarsono dan Sunardi menyampaikan, bekerja sebagai petani tidak selalu menguntungkan. Sebab, keuntungan dari bertani tergantung beberapa faktor, antara lain hasil panen, hama dan cuaca, serta harga padi.

"Modal untuk satu hektar lahan saja sekitar Rp 10 juta. Kalau lagi bagus hasil panen basah bisa sekitar 6 ton, paling jelek 3 ton. Kalau harga padi lagi jelek, di bawah Rp 4.000 per kwintal ya bisa saja tidak menutup modal," ucap Tarsono.

Warsiman (80) petani di Cakung Timur, Jakarta Timur, melihat lahan sawah garpaannya, Rabu (14/3/2018)Kompas.com/Setyo Adi Warsiman (80) petani di Cakung Timur, Jakarta Timur, melihat lahan sawah garpaannya, Rabu (14/3/2018)

Meski begitu, petani-petani yang ditemui Kompas.com di sekitar Banjir Kanal Timur (BKT) mengaku tak pernah memikirkan soal untung rugi.

Hal yang terpenting bagi mereka yakni masih bisa berkegiatan dan bekerja di Ibu Kota. Panen pun masih dapat disimpan untuk dipakai sendiri.

"Terpenting tidak diam. Bisa bekerja, garap lahan, tanam padi. Selain padi sekitar lahan juga ditanami jenis tanaman kebun lain. Jadi ada saja rezekinya," ucap Usup (70), warga Medan Satria yang tetap memilih bertani padi meski hasilnya tidak menentu.

Baca juga : Saat Gubernur Anies Panen Padi dengan Pakaian Dinas...

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, di Jakarta masih tersedia lahan persawahan yang cukup luas.

Menurut Anies, ada lebih dari 300 hektar sawah di Jakarta. "Dan di lokasi ini ada sekitar 3 hektar dan alhamdulillah ditanam bulan Oktober, November dan sudah panen kira 5 ton per hektarnya," ujar Anies saat berkunjung ke areal persawahan di Cakung Timur, akhir Januari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com