Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocornya Pipa PGN akibat Proyek LRT dan Buruknya Jaringan Utilitas di DKI

Kompas.com - 19/03/2018, 13:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pipa gas milik PGN mengalami kebocoran Rabu (14/3/2018) pukul 18.45 WIB. Kejadian ini terjadi setelelah peristiwa kebocoran pada Senin (12/3/2018) pukul 19.50 WIB.

Penyebabnya, pipa PGN yang tertanam sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah tersebut terkena mata bor dari kegiatan pemasangan tiang pancang proyek LRT.

Sejumlah pelanggan gas PGN yang berada di Kalibata dan Rusun Bidara Cina sempat terdampak akibat kejadian tersebut.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan, dalam pembangunan proyek LRT Jabodebek, PGN senantiasa berkoordinasi dengan pihak kontraktor LRT Jabodebek yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk. untuk memastikan tidak terjadi kesalahan di lapangan yang bisa mengakibatkan terganggunya kepentingan umum seperti terhentinya pasokan gas untuk pelanggan.

“Saat ini kami masih melakukan kajian bersama, apakah perlu dilakukan relokasi atau hanya rekayasa operasi. Yang pasti kami ingin memastikan Proyek LRT Jabodebek yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional bisa terus berjalan sesuai dengan target yang direncanakan sehingga bisa segera dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas,” tutur Rachmat dalam keterangan persnya, Kamis (15/3/2018).

Baca juga : 2 Kali Pipa Gas PGN Bocor karena Proyek LRT, Akankah Polisi Periksa Kontraktor?

Para petugas PGN mulai kerjakan perbaikan kebocoran pipa gas di depan BNN, Selasa (13/2/2018)Stanly Ravel Para petugas PGN mulai kerjakan perbaikan kebocoran pipa gas di depan BNN, Selasa (13/2/2018)

Sekretaris Perusahaan ADHI, Ki Syahgolang Permata menambahkan, ADHI terus meningkatkan koordinasi di lapangan bersama personel PGN untuk memastikan titik-titik lokasi pipa gas distribusi PGN yang bersinggungan dengan proyek LRT Jabodebek. Sejumlah petugas akan disiapkan untuk mencegah terjadinya kesalahan pengeboran.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal membenarkan bahwa peritstiwa ini menunjukkan buruknya sistem jaringan di DKI. Ia menyebut DKI tak punya peta jaringan yang akurat.

"Ya bagaimana memang enggak ada petanya. Kalau mau mengerjakan harus dideteksi dulu dipakai sensor. Kami enggak tahu pipa yang dibangun tahun 1970, 1980, itu yang jadi persoalan. Ini persoalan kami di DKI. Jaringan bawah tanah itu tidak ada dokumentasi yang akurat," kata Yusmada, Jumat (16/3/2018).

Baca juga : Pipa Gas PGN Kembali Bocor karena Terkena Backhoe LRT

Halaman kantor BNN di Cawang, Jakarta Timur, dipenuhi lumpur akibat kebocoran pipa gas milik PGN pada Senin (12/2/2018) malam.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Halaman kantor BNN di Cawang, Jakarta Timur, dipenuhi lumpur akibat kebocoran pipa gas milik PGN pada Senin (12/2/2018) malam.

Sebelum peristiwa bocornya pipa PGN, Yusmada menyebut peristiwa serupa nyaris saja terjadi di pembangunan di dua underpass yang baru saja dibangun DKI yakni underpass Mampang dan underpass Kartini. Jaringan bawah tanah baru diketahui ketika penggalian. Pekerjaan pun terpaksa dihentikan sementara.

"Kami tes dulu, kami gali dulu, baru ada yang ketahuan melintang kabel dan pipa. Maksud saya, kami tuh baru tahu ketika digali," kata Yusmada.

Baca juga : Kata PGN soal Ganti Rugi Kebocoran Pipa Gas

Menurut Yusmada, seharusnya jaringan utilitas ini sudah diketahui sebelum konstruksi, yakni sejak awal perencanaan. Yusmada mengatakan ini tak sulit, hanya butuh kerja sama dari penyedia jaringan.

"Semua sudah kami minta mendekteksi jaringan, dicatat ke koordinat gerak GPS. Itu yang kita harapkan dari mereka dilaporkan. Tapi sampai saat ini belum ada," ujar Yusmada.

Yusmada mengatakan akan kembali menyurati para pemilik jaringan untuk segera membuat peta sebagai panduan berbagai pembangunan infrastruktur ke depan.

Kompas TV Tim melakukan penggalian sedalam 1 meter untuk mengecek kondisi pipa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com