JAKARTA, KOMPAS.com - Akun Instagram @ketimbang.ngemis.jakarta baru berumur tiga tahun pada 18 Juni lalu.
Namun, orang-orang di balik akun tersebut telah membantu lebih dari 200 orang yang mereka sebut sosok mulia atau solia.
Sosok mulia itu adalah orang-orang yang tetap mau bekerja dan berusaha di tengah keterbatasan mereka, bukan orang-orang yang mengemis, atau meminta dikasihani.
Saat itu, bulan Ramadhan tahun 2015, seorang mahasiswa bernama Yona Luverina (23) membuat akun tersebut karena ia sering merasa iba terhadap orang-orang yang penuh kekurangan, tetapi tetap bekerja keras.
Yona mulanya melihat akun Ketimbang Ngemis saat membuka akun Instagram-nya. Akun itu mengunggah kisah orang-orang yang mau berusaha di tengah kekurangan mereka.
Baca juga: Akun Instagram Warung Jurnalis Jadi Pengawas Kinerja Kepolisian
Yona dan beberapa orang lainnya menghubungi admin akun tersebut, meminta izin membuat akun serupa khusus di suatu daerah. Yona mengajukan membuat akun Ketimbang Ngemis Jakarta.
Ada 5-7 orang yang bergabung membentuk akun Ketimbang Ngemis Jakarta untuk membantu sosok-sosok mulia. Mereka merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dengan adanya akun itu.
"Kegiatan pertama kami itu pada 2015, kegiatan Muliakan Ramadhan. Saat itu kita belum tahu sistem pemberian donasinya bagaimana, cara nyari sosok mulia, solia, bagaimana. Akhirnya, kami coba langsung terjun ke Kota Tua, cari beberapa pedagang yang memang harus kami bantu," kata Yona saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (29/6/2018).
Selain mencari sosok mulia secara langsung, mereka menggunakan metode mulut ke mulut untuk mengumpulkan donasi yang akan diberikan.
Sebulan berlalu, akun @ketimbang.ngemis.jakarta mulai mendapat perhatian. Orang-orang mulai mengikuti (follow) akun tersebut dan meminta pengelolanya membuat rekening untuk donasi.
Rekening pun dibuat atas nama salah satu bendahara pengelola.
Lama-kelamaan, Ketimbang Ngemis Jakarta memiliki banyak followers. Saat ini, tercatat 73.200 akun yang mem-follow @ketimbang.ngemis.jakarta di Instagram.
Makin banyak followers, makin banyak yang menginformasikan sosok mulia. Makin banyak pula orang yang mendonasikan uang untuk para solia.
Verifikasi
Dengan banyaknya followers yang memberikan informasi, tugas para pengelola Ketimbang Ngemis Jakarta bukan lagi mencari sosok mulia.
Pekerjaan mereka kini memverifikasi informasi soal sosok mulia sebelum akhirnya memberikan donasi.
Yona menyampaikan, ada kriteria khusus yang mereka sebut sebagai sosok mulia.
Kriteria itu yakni lansia, memiliki keterbatasan fisik atau kaum difabel, memiliki penghasilan sedikit, banyak tanggungan, dan tidak memiliki tempat tinggal tetap. Hal yang paling penting, mereka tidak mengemis.
"Kami pengin kasih apresiasi untuk orang-orang yang sudah jelas kekurangan ekonomi, uang, untuk yang disabilitas mereka kekurangan fisik, tapi mereka enggak mau memanfaatkan semua kekurangan itu untuk nyari perhatian orang lain, tapi mereka mau berusaha dengan tenaganya sendiri," kata Yona.
Baca juga: Akun Instagram Warung Jurnalis Hindari Keberpihakan Politik dan SARA
Ketimbang Ngemis Jakarta, lanjut Yona, tidak akan membantu orang-orang yang hanya mengharapkan belas kasihan orang lain. Apalagi, orang-orang itu masih dalam usia produktif.
"Kalau yang pengemis itu kan berarti mereka tidak mau berusaha dulu. Dibanding membantu orang yang mengemis, kami lebih memilih untuk membantu orang yang memilih tidak mengemis walaupun keadaannya sama," ucapnya.
Setiap bulannya, ada 20-30 orang sosok mulia yang mereka bantu. Masing-masing solia mendapatkan donasi Rp 2 juta. Donasi itu berasal dari followers @ketimbang.ngemis.jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.