Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Orang Mencurigakan Sebelum Pelemparan Bom Molotov di Rumah Mardani

Kompas.com - 19/07/2018, 14:49 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebelum pelemparan bom molotov di rumah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera terjadi, sempat ada orang mencurigakan yang mendatangi lingkungan tersebut.

Orang mencurigakan itu disebut datang ke sana menanyakan tempat tinggal Mardani untuk mengantar undangan.

Eprada Sandyaka, satpam saksi kejadian mengatakan, orang mencurigakan itu datang ke lingkungan tempat tinggal Mardani di Jalan KH Ahmad Madani Nomor 199D, Pondok Gede, Bekasi, Minggu (15/7/2018), dengan menumpang sepeda motor. 

Orang tersebut disebut berhenti di pos satpam Lembaga Tahfidz Qur'an (LTQ) Iqro yang letaknya di depan rumah Mardani.

Baca juga: Kesaksian Satpam soal Pelemparan Bom Molotov di Rumah Mardani Ali Sera

"Waktu hari Minggu ada satu orang naik motor, ciri-cirinya badannya tegap, rambutnya cepak, dia dateng ke pos yang ngadepin teman saya, bilangnya nanya rumahnya Pak Mardani di mana, terus mau survei kasih undangan," kata Eprada, Kamis (19/07/2018).

Kejadian yang sama terjadi pada Selasa 17 juli 2018. Saat itu, 2 orang yang membonceng satu sepeda motor bertanya kepada warga sekitar LTQ Iqro soal keberadaan rumah Mardani.

"Pas Selasa itu ada dua orang naik motor mondar-mandir di sekitar sini terus tanya warga di mana rumah Pak Mardani, orang yang diboncengin itu terlihat bawa kamera," ujar Eprada.

Mardani sebelumnya mengatakan, dari keterangan pihak keamanan lingkungan, dua pengendara sepeda motor mencurigakan mondar mandir di sekitar lingkungan rumahnya.

"Sejak semalam (dini hari) kata satpam lingkungan, ada dua motor mondar mandir tanpa plat nomor. Tidak terlalu mencurigakan karena tidak terlihat membawa benda-benda aneh," kata Mardani.

Baca juga: Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Rumah Mardani Ali Sera

Kapolrestro Bekasi Kota Kombes Indarto membenarkan ada orang mencurigakan yang datang ke lingkungan tersebut sebelum pelemparan bom molotov terjadi. Pihaknya masih menyelidiki informasi tentang orang mencurigakan tersebut.

"Tadi kata satpam emang pas hari Minggu itu ada 2 orang naik motor mondar-mandir di depan rumah Pak Mardani, tapi kita masih akan cek dan selidiki dulu semuanya," ujar Indarto.

Diketahui, pelemparan bom molotov ke rumah Mardani Ali Sera terjadi Kamis pukul 03.00 WIB. Tidak ada korban dan kerugian dalam kejadian ini.

Kompas TV Beginilah suasana tawuran warga di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, pada Selasa (25/4) dini hari tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com