Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Becak: Saat Pilih Pak Anies, Kan Tujuannya 5 Tahun, Bukan 8 Bulan

Kompas.com - 23/07/2018, 14:33 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Becak Jakarta (Sebaja) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak maju pada pemilihan presiden 2019.

Ketua Sebaja Rasdula mengatakan, para penarik becak merasakan kebijakan Anies yang melegalkan mereka untuk beroperasi di Jakarta sangat membantu perekonomian para penarik becak.

Ia mengatakan, jika nantinya Anies kekeuh mencalonkan diri, artinya Anies mengkhianati kepercayaan masyarakat, khususnya penarik becak yang telah memilih dia pada Pilkada DKI 2017.

"Ketika pilih nomor 3 (nomor pemilihan saat pilkada), kan tujuanya 5 tahun, bukan 8 bulan. Kalau 8 bulan kan namanya ibu-ibu bunting saja 9 bulan, masak ini baru 8 bulan mau loncat," ujar Rasdulah saat melakukan aksi bersama Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMKA) menuntut agar Anies tidak mencalonkan diri pada Pilpres 2019, di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/7/2018).

Baca juga: Massa Aksi di Depan Balai Kota Minta Anies Tidak Nyapres

Rasdulah mengatakan, para penarik becak khawatir jika nantinya Anies mencalonkan diri dan menang, kebijakan yang telah diterapkannya akan berubah.

Menurut dia, kebijakan Anies yang memperbolehkan becak beroperasi di kampung-kampung membuat para penarik becak bebas dari rasa was-was digaruk satpol PP.

Adapun Sebaja merupakan sebuah komunitas penarik becak di Jakarta. Sebaja beranggotakan 2.907 penarik becak di dua wilayah, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Tak lama setelah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies memperbolehkan pengoperasian becak yang sebelumnya dilarang Pemprov DKI.

Baca juga: Diberhentikan Anies, Mantan Wali Kota Jakbar Daftar Caleg DPRD DKI dari PKB

Anies mengatakan, kehadiran becak diperlukan, khususnya di kampung-kampung. Becak tidak akan beroperasi di jalan-jalan utama atau arteri.

Pemerintah Provinsi DKI akan mengatur becak hanya beroperasi di jalan-jalan kampung di Ibu Kota.

Sebab, selama ini becak memang tetap beroperasi di kampung-kampung walau sudah lama dilarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com