Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penembakan yang Menewaskan Pengusaha Minyak di Pejagalan

Kompas.com - 28/07/2018, 19:36 WIB
David Oliver Purba,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat pelaku penembakan yang menewaskan seorang pengusaha minyak, Herdi, ditangkap aparat kepolisian.

Keempat pelaku berinisial AS, J, PWT, dan SM ditangkap di sejumlah wilayah yang berbeda di Jakarta sepekan setelah aksi penembakan yang terjadi di Pejagalan, Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018).

Penembakan didasari persaingan usaha antara Herdi dengan pelaku lainnya berinsial AX yang merupakan otak peristiwa penembakan. Menurut polisi, AX saat ini masih buron.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, dari keterangan para pelaku, sebelum penembakan, tersangka PWT dan SM telah mengintai kegiatan Herdi sejak dari rumah hingga ke kantornya selama beberapa hari. Kedua pelaku mengendarai mobil Kijang Innova berwarna gelap.

"Ada pemetaan, ada identifikasi korban kalau pulang kapan, makan di mana, rumahnya di mana," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (28/7/2018).

Baca juga: Empat Pelaku Penembakan di Pejagalan Ditangkap, Satu Orang Buron

Setelah memetakan aktivitas Herdi, pada Jumat malam tersangka AS dan J memutuskan untuk melakukan eksekusi.

Saat Herdi berjalan usai memarkirkan kendaraannya 400 meter dari rumahnya, AS dan J yang mengendarai sepeda motor N-Max bernopol B-4243-SCV dari belakang datang mendekati Herdi.

AS kemudian menembak Herdi dari jarak dekat di bagian leher dan di bawah lengan. Melihat Herdi tersungkur, kedua pelaku kabur.

Meski begitu, polisi masih bisa mengidentifikasi identitas para pelaku dari rekaman kamera CCTV yang dipasang di sekitar lokasi kejadian.  Polisi mengamankan motor, pistol, dan topi yang dipakai pelaku.

"Para pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP soal pembunuhan berencana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup," ujar Argo.

Baca juga: Polisi Masih Selidiki Kasus Penembakan di Pejagalan

Sebelumnya dilaporkan pada Jumat malam, Herdi tewas ditembak dua orang tak dikenal di kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Berdasarkan keterangan saksi, Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Rachmat Sumekar mengatakan, Herdi sempat dibuntuti dua orang pelaku yang menggunakan sepeda motor.

"Saksi melihat pelaku menggunakan sepeda motor N-Max warna abu-abu. Pengendara menggunakan topi dan penumpangnya (esekutor) tidak menggunakan helm, terlihat potongan rambutnya cepak," kata Rachmat.

Kompas TV Seorang warga ditemukan tewas dengan kondisi luka tembak di bagian kepala dan punggung di Jalan Fajar, Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com